Berdayakan Petani, Klinik Perkebunan Hadirkan Solusi Inovatif di Bunex 2024 - Telusur

Berdayakan Petani, Klinik Perkebunan Hadirkan Solusi Inovatif di Bunex 2024

Pengunjung di Klinik Perkebunan Bunex 2024.Foto:Ist

telusur.co.id -Kementerian Pertanian (Kementan) untuk kali ketiga dengan dukungan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) kembali gelar event besar Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2024 tanggal 12 – 14 September 2024 di ICE BSD City, Tangerang. Event yang mengangkat tema Sustainable Plantation for Food & Energy Security Toward Golden Indonesia 2045, menggelar berbagai rangkaian kegiatan, salah satunya adalah pameran yang menampilkan Klinik Perkebunan.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto mengatakan Klinik Perkebunan dihadirkan sebagai wadah konsultasi dan pendampingan bagi para petani dan pelaku usaha perkebunan. Klinik ini bertujuan memberikan solusi inovatif dan edukasi bagi para peserta dalam upaya meningkatkan produktivitas serta menjaga keberlanjutan perkebunan di Indonesia.

Dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/9/2024),ia menyatakan klinik ini bertujuan memberikan solusi inovatif dan edukasi bagi para peserta dalam upaya meningkatkan produktivitas serta menjaga keberlanjutan perkebunan di Indonesia.

"Klinik Perkebunan di Bunex 2024 ini bagian dari upaya kami untuk memberdayakan petani dan pelaku usaha perkebunan melalui edukasi dan inovasi. Kami ingin memastikan bahwa mereka memiliki akses terhadap teknologi dan praktik terbaik yang mendukung produktivitas dan keberlanjutan," ujar Heru.

Klinik Perkebunan ditampilkan juga untuk memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat khususnya pengunjung Bunex 2024. Layanan terintegrasi dilaksanakan dalam bentuk konsultasi seputar perbenihan dan proteksi tanaman perkebunan, hama dan penyakit tanaman yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Perkebunan yaitu Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan, Surabaya, dan Ambon serta Balai Proteksi Tanaman Perkebunan (BPTP) Pontianak.

Pengunjung pameran juga bisa berkonsultasi seputar proses bisnis perizinan perkebunan, Sistem Informasi Perizinan Perkebunan (SIPERIBUN), Sistem Terpadu Pendaftaran Usaha Budidaya Perkebunan Untuk Pekebun (STDB), maupun terkait Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO). Selain dapat berkonsultasi pengunjung juga bisa memperoleh bahan materi dalam bentuk buku panduan, leaflet, brosur yang berisi informasi seputar materi yang dikonsultasikan.

Hari pertama dan kedua penyelenggaraan Bunex 2024, pengunjung berdatangan ke Klinik Perkebunan untuk melakukan konsultasi. Komoditas kelapa sawit masih menjadi isu yang paling banyak diminati oleh pengunjung stand, terutama yang berkaitan dengan regulasi usaha perkebunan dan selebihnya terkait dengan komoditas perkebunan lainnya.

Salah satu pengunjung Klinik Perkebunan dari Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Tengah, Wiji Asih mengkonsultasikan terkait pihak Dinas Perkebunan dalam melakukan Penilaian Usaha Perkebunan (PUP). Menanggapi hal tersebut, Ketua Tim Kerja Pembinaan Usaha Perkebunan, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Doris Monica Sari Turnip mengatakan Dinas Perkebunan wajib segera melakukan PUP dan menyampaikan rekapitulasi kegiatan PUP kepada Direktur Jenderal Perkebunan sesuai surat Direktur PPHP No B-2660/PI.400/E.6/09/2024 tanggal 3 September 2024.

Pengunjung lainnya, Endang Sumantri, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bengkulu Tengah, berkonsultasi seputar Fasilitasi Pembangunan Kebun Masyarakat Sekitar (FPKMS) dan E-STDB. Dijelaskan bahwa FPKMS wajib dilakukan oleh perusahaan, dinas sebagai pembina memfasilitasi diskusi dan musyarawah antara perusahaan dan masyarakat untuk pelaksanaan FPKMS dalam bentuk kegiatan ekonomi produktif. E-STDB perlu memberikan akun pendataan sampai dengan penerbitan petugas provinsi untuk kebun yang berada dilintas kabupaten (usulan hasil diskusi). “Metode pemetaan dan upload polygon di E-STDB perlu dicari metode yang bisa menggambarkan lahan/bidang segi banyak karena dinas saat ini menggunakan metode migrasi untuk upload polygon” ujar Doris.

Sisi lain yang menarik di stand Klinik Perkebunan yaitu ditampilkan berbagai sampel hama penyakit tanaman perkebunan serta beberapa produk turunan dalam bentuk makanan dan minuman yang diproduksi oleh UMKM berbahan baku pala dan cengkeh asal Provinsi Maluku yang bisa dinikmati pengunjung pameran. Selain itu, sebagai bentuk apresiasi bagi pengunjung stand diberikan berbagai cinderamata.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menuturkan Klinik Perkebunan pada Bunex 2024 merupakan wujud nyata komitmen pemerintah untuk mendukung para petani dan pelaku usaha perkebunan dalam menghadapi berbagai tantangan di lapangan. “Kami percaya bahwa peningkatan produktivitas perkebunan tidak hanya dapat dicapai melalui teknologi canggih, tetapi juga melalui edukasi dan pendampingan yang tepat,” imbuhnya.

Wamentan juga berharap Klinik Perkebunan menjadi sarana yang efektif bagi para pelaku industri perkebunan untuk berkolaborasi, mengembangkan inovasi, dan mengatasi tantangan yang dihadapi, sehingga sektor perkebunan Indonesia dapat terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan nasional.


 


Tinggalkan Komentar