BPPRI Harap Ustaz Dan Ustazah Diniyah Ikut Tangkal Ajaran Radikalisme - Telusur

BPPRI Harap Ustaz Dan Ustazah Diniyah Ikut Tangkal Ajaran Radikalisme


telusur.co.id - Ratusan tenaga pengajar sekolah madrasah diniyah yang tergabung dalam Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) se-Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mengikuti seminar kebangsaan yang diselenggarakan oleh diselenggarakan oleh Benteng Putra Putri Republik Indonesia (BPPRI). Seminar tersebut bertajuk "Peran Guru diniyah sebagai benteng pertahanan terdepan dalam menangkal paham radikalisme dan anti-Pancasila."

Ketua Umum BPPRI Frangky L Manuhutu mengatakan, kegiatan ini bertujuan memberi pemahaman kenegaraan dan kebangsaan kepada para ustaz dan ustazah pengajar Al-Quran tingkat diniyah yang berada di akar rumput.

"Kami melihat bahwa ustad dan ustadzah memiliki keilmuan untuk menangkal ajaran radikalisme dengan dengan dalil-dalilnya. Baik dalil aqli maupun naqli," ujar Frangky dalam seminar tersebut, di Kuningan, Jabar, Kamis (12/12/19).

Menurut Frangky, peran ustaz dan ustazah sekolah diniyah (tingkat dasar) sangat besar dalam menyiapkan generasi masa depan bangsa.

"Maka perlu dipersiapkan agar kelak anak-anak diniyah (sekolah dasar) memiliki kemampuan secara mandiri menangkal pemikiran-pemikiran yang intoleran dan radikal," paparnya.

Frangky juga menganggap, para ustaz dan ustazah juga dapat memberikan pengaruh dan pemahaman kepada masyarakat untuk menolak segala bentuk pemikiran dan tindakan radikal yang mengarah pada terorisme.

"Kita terus menanamkan sikap saling menghargai, sehingga terbuka ruang untuk kebhinekaan dan menghilangkan sifat intoleransi," bebernya.

Sementara itu, tokoh anti radikalisme, Haidar Alwi, yang juga menjadi pembicara dalam seminar tersebut, mengatakan, penyebaran paham radikalis dan anti-pancasila begitu marak dan masif di Indonesia.

"Maka tugas kita bersama khususnya guru-guru diniyah yang bersentuhan langsung dengan warga masyarakat di kalangan akar rumput," jelasnya.

Menurut Haidar, peran guru diniyah sangatlah penting dalam mempersiapkan tunas-tunas bangsa yang cinta kepada NKRI dan Pancasila.

"Maka pemahaman tentang Pancasila, Kebhinnekaan harus ditanamkan sejak dini. Sejak usia anak-anak. Jangan sampai anak-anak Indonesia disusupi ajaran sesat dan radikalisme yang membahayakan bagi bangsa Indonesia," ujar Haidar.[Fh]


Tinggalkan Komentar