Dampingi Anak, Orang Tua Harus Mulai Kuasai Digital Skills - Telusur

Dampingi Anak, Orang Tua Harus Mulai Kuasai Digital Skills


telusur.co.id - Era digitalisasi di segala bidang memberikan tekanan tersendiri bagi anak. Karena itu, peran orang tua sangatlah dIbutuhkan untuk mendampingi anak menghadapi era yang semakin maju dan dipenuhi oleh perkembangan teknologi. 

Ketua Prodi Ilmu Administrasi Publik FISIP UNPAR Trisno Sakti Herwanto menyampaikan, pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan. We Are Social Hootsuite (2022) mencatat, per Februari pengguna internet di Indonesia mencapai 204,7 juta pengguna.

Menurut dia, anak adalah generasi digital native, sedangkan orang tua ialah digital immigrant. Anak sangat ahli dalam pilar Digital Skills sementara orang tua memiliki dasar etika dan budaya yang lebih baik.

"Orang tua perlu lebih relevan mendampingi anak dengan penguasaan digital skills," ujar Trisno dalam diskusi #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Generasi Alpha, Orang Tua, dan Digitalisasi" pada Jumat (23/9/22).

Dia menjelaskan, tujuan pendampingan pada anak di era digital sat ini, agar anak menemukan dan mengembangkan minat bakatnya. "Anak mengembangkan minat dan bakat dengan cara yang menyenangkan," kata Trisno.

Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian Nur Solikhin menambahkan, internet adalah anugerah, tetapi bisa menjadi bencana manakala teknologi hanya bisa mengendalikan manusia, tanpa jiwa-jiwa yang beretika.

Karena itu, etika hadir sebagai seorang bijak, yang mengingatkan kembali hakikat teknologi sebagai anugerah bagi manusia.

"Etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, tanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antar insan dalam menghadirkan diri, kemudian berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital," kata Solikhin.

Sementara itu, Psikolog Christin Wibhowo menjelaskan, generasi alfa adalah generasi yang lahir setelah tahun 2010, ketik masa perkembangan teknologi yang pesat terjadi. Tahun tersebut dinilai menjadi awal generasi yang akrab dengan layar sejak dini.  

Generasi alpha itu, jika ditawari kegiatan lain, tetap memilih bermain gawai. Bika hape rusak, rasanya bad mood.

"Malas mengikuti kegiatan keluarga seperti dulu. Sering melewatkan waktu mandi, makan, tidur, karena sedang bermain gawai. Sembunyi-sembunyi saat bermain gawai, supaya ortu tidak melihat. Lebih asyik ngobrol dengan teman di duniamaya, yang berbeda dengan teman di dunia nyata," kata Christin.

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.[Fhr]


Tinggalkan Komentar