telusur.co.id - Komandan Kodiklatal (Dankodiklatal), Letjen TNI Marinir Nur Alamsyah menghadiri Pembekalan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal), Laksamana TNI Muhammad Ali kepada Perwira Prajurit Karier (Pa PK) Angkatan XXXI/31 Reguler Tahun 2024, bertempat di Auditorium Yos Sudarso, Denma Mabesal Cilangkap, Jakarta Timur. Senin, (22/7/2024).
Adapun 108 Pa Pk TNI AL yang terdiri dari 89 Pria dan 19 Wanita ini terbagi dalam Korps Pelaut : 3 Orang, Korps Teknik : 11 Orang, Korps Elektro : 7 Orang, Korps Suplai : 6 Orang, Korps Pomal : 5 Orang, Korps Khusus : 61 Orang, dan Korps Hukum : 15 Orang.
Dalam pembekalannya, Kasal Laksamana TNI Muhammad Ali menyampaikan bahwa, berdasarkan Undang-Undang (UU), tugas TNI AL ada lima: Pertahanan Matra Laut, Keamanan Laut (penegakan hukum di laut), Diplomasi Angkatan Laut, Pembangunan Kekuatan Matra Laut dan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Laut. Dari semuanya itu, diplomasi angkatan laut menjadi sangat penting, Naval Diplomacy.
"United By The Sea, Strengthened By Collaboration. Jadi disatukan oleh laut dan diperkuat dengan kerja sama. Jangan malah lautan menjadi tempat sengketa dan medan pertempuran. Namun jangan juga kita melupakan ”si vis pacem para bellum”, apabila ingin damai, maka harus siap untuk berperang," tutur Laksamana Ali.
Kasal mengatakan, kita harus tetap memperkuat TNI Angkatan Laut yang juga merupakan salah satu bentuk diplomasi angkatan laut. Di masa damai ini alangkah baiknya bisa dimanfaatkan laut bersama. Diplomasi itu ada 2, soft diplomacy dan coercive diplomacy. Dengan kekuatan angkatan laut yang besar, dapat dilakukan keduanya melalui smart diplomacy.
"Sebagai ajang latihan sekaligus peningkatan kerja sama dan bentuk diplomasi dengan angkatan laut di dunia, secara rutin per dua tahun, TNI AL mengadakan Multinational Naval Exercise (MNE) Komodo, atau dikenal dengan MNEK, yang menitikberatkan pada Humanitarian Aid, Disaster Relief (HADR), yaitu operasi bantuan kemanusiaan dan penanggulangan bencana," beber Kasal.
Menghadapi tantangan tugas ke depan yang semakin kompleks. Pimpinan tertinggi TNI AL mengingatkan Perwira PK-31 harus lebih siap dalam medan tugas sesungguhnya seperti revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan pesatnya perkembangan industri yang berbasis siber, Internet of Thing (IoT), big data dan kecerdasan buatan (artificial inteligence) yang saat ini sudah mulai bergeser ke revolusi 5.0.
Kemudahan akses komunikasi, memungkinkan berbagai koneksitas di seluruh belahan dunia. Kecanggihan teknologi dan otomasi, telah menggantikan peran pekerjaan manusia. Berbagai teknologi manual beralih ke teknologi digital.
Selain itu, Interaksi sosial secara fisik menurun (less face to face interaction). Dunia yang serba instan sehingga terkesan tidak mau susah. Medsos membuat kerahasiaan tidak terjaga. Degradasi moral (LGBT, hedonisme, radikalisme dan ekstrimisme). New generation abandons values and culture (nilai dan budaya ditinggalkan). Serta Lack of emotional self-control (kontrol emosi berkurang).
Sebagai inspirasi untuk para Perwira Muda TNI AL, Kasal menyampaikan quotes yaitu, "Lautan bukan hanya sekedar hamparan air, melainkan medan juang tempat kita mengukir sejarah. Jadilah Perwira Jalasena yang tak hanya berani menghadapi badai, tapi juga sanggup menenangkan gelombang".
Usai pembekalan Kasal, Dankodiklatal memberikan Santiaji kepada Pa Pk TNI AL Angkatan 31, sebelum memasuki Candradimuka Kodiklatal yang menyampaikan bahwa, tujuan pendidikan pembentukan Perwira Pertama adalah mendidik dan membekali Perwira TNI Angkatan Laut menjadi Prajurit yang berjiwa pejuang sapta marga, memiliki kesamaptaan jasmani, serta pengetahuan dan keterampilan di bidang matra laut, sehingga mampu melaksanakan tugas sebagai Perwira TNI Angkatan Laut.
Letjen Marinir Nur Alamsyah juga memberikan penekanan yaitu, menegakkan disiplin pribadi dan Peraturan Dinas Dalam Khas TNI Angkatan Laut; Memanfaatkan ilmu yang didapat selama pendidikan sebagai bekal dalam kedinasan; Jadilah contoh dan teladan bagi prajurit di kedinasan dan berikan kesan yang baik di manapun berdinas; Meningkatkan kualitas diri, tumbuh kembangkan sikap militansi TNI; Menghindari penyalahgunaan segala bentuk narkoba; Dilarang mengupload kegiatan TNI dan perintah pimpinan ke media sosial; Mengutamakan prinsip zero accident dalam setiap kegiatan. (ari)