telusur.co.id - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menyebut jika kelompok Negara Islam Indonesia (NII) berencana melakukan pemberontakan. NII diketahui ingin, dan telah menyiapkan rencana untuk menggulingkan pemerintah sebelum 2024.
Hal tersebut disampaikan oleh Kabagbanops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar. Hal ini terungkap usai pihaknya mengamankan tersangka teroris NII di Sumatera Barat beberapa waktu lalu.
"Dari barang bukti yang ditemukan juga menunjukkan sejumlah rencana yang tengah dipersiapkan oleh jaringan NII Sumatera Barat. Mereka berupaya melengserkan pemerintah yang berdaulat sebelum tahun pemilu 2024," ujar Aswin dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/4/22).
Aswin menjelaskan, NII ingin mengganti ideologi Pancasila dengan khilafah. Ini merupakan agenda lama, yang telah digaungkan NII sejak era Kartosuwiryo.
Bukan sekedar wacana, rencana penggulingan pemerintahan juga telah dipersiapkan. Mereka telah merencanakan sejumlah aksi teror.
"Terdapat juga potensi ancaman berupa serangan teror. Itu tertuang dalam wujud perintah mempersiapkan senjata tajam dan juga mencari para pandai besi," katanya.
Sebelumnya, Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan mengatakan, Polri menemukan ada sekitar 77 anggota kelompok Negara Islam Indonesia (NII) yang masih anak-anak. Mereka berusia di bawah 13 tahun, dan telah berbaiat kepada NII.
"Hal ini terbukti dengan ditemukannya 77 orang anak di bawah umur 13 tahun yang dicuci otak dan dibaiat untuk sumpah kepada NII," ujar Ramadhan dalam keterangannya, Selasa (12/4/22).
Menurut Ramadhan, NII memang diketahui kerap melakukan baiat terhadap anak-anak. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya 126 anggota NII yang telah dewasa, namun telah dibaiat sejak anak-anak.
"Mereka direkrut saat usia masih belasan tahun. Berkenaan hal ini telah berkoordinasi dengan KPAI untuk mengembangkan jaringan NII ini," katanya.
Saat ini, kata Ramadhan, pihaknya masih mendalami keberadaan dan pergerakan NII di Sumatera Barat. Mereka juga diketahui berkoordinasi dengan sejumlah anggota kelompok teroris yang berada di Pulau Jawa dan Bali.
"Mereka memiliki keinginan untuk mengubah ideologi Pancasila dengan ideologi lain," katanya. (Ts)