Posisi Joko Widodo sebagai calon presiden petahana, memiliki beban lebih besar dalam debat perdana nanti, ketimbang Prabowo Subianto.
Demikian disampaikan oleh Koordinator Divisi Korupsi Politik Indonesia Corruption Watch (ICW) Donal Fariz dalam sebuah diskusi di Kawasan Kramat, Jakarta Pusat, Senin (14/1/19).
“Jika dilihat secara obyektif, Jokowi punya beban lebih besar jika bicara tentang korupsi, dibandingkan Prabowo,” ujar Donal.
Menurut Donal, dalam debat Pilpres nanti, bekas Gubernur DKI Jakarta itu memiliki peran ganda. Yakni sebagai petahana dan seorang capres.
Sebagai petahana, Jokowi harus menjelaskan apa yang telah dilakukannya dalam konteks pemberantasan korupsi, penyelesaian kasus HAM dan lainnya. Di sisi lain, Ia juga harus menjelaskan apa yang akan ditawarkannya bersama Maruf Amin.
Sedangkan Prabowo, menurut Donal, bebas berimprovisasi menjelaskan apa-apa saja yang bakal dilakukannya jika terpilih jadi presiden. Sebagai contoh, Prabowo bebas berjanji bakal menyelesaikan kasus yang menimpa penyidik senior KPK, Novel Baswedan, dalam 30 hari.
Donal juga menyoroti janji politik Jokowi. Pemerintah Jokowi saat ini menyisakan pertanyaan terkait janjinya pada Pilpres 2014 lalu, ingin menaikkan anggaran lembaga anti rasuah.
“Tapi, sampai sekarang itu justru tidak terlaksana,” tandasnya.[ham]