telusur.co.id - Anggota Komisi XI DPR RI Zulfikar Arse Sadikin menyoroti pentingnya melihat Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) sebagai bagian dari rangkaian rencana kerja anggaran dan pembangunan yang telah disusun sejak lama, termasuk Rencana Kerja Pemerintah (RKP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Dia juga menyoroti urgensi investasi dalam sektor infrastruktur sebagai fondasi utama dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Saat ini, kita belum sepenuhnya membahas RAPBN. Contoh RAPBN baru mencakup pagu indikatif. Namun, hal ini perlu dibahas lebih lanjut dengan pemerintah untuk mencapai kesepakatan yang optimal," ujar Zulfikar dalam diskusi Forum Legislasi bertajuk 'Mengupas RAPBN 2025 Menuju Indonesia Maju' di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/6/24).
Politikus Partai Golkar ini juga menekankan pentingnya kontinuitas dalam pembangunan. Dia menjelaskan, bahwa visi dan misi negara telah tercantum dalam undang-undang dasar, sehingga setiap rezim yang terpilih harus memastikan kelanjutan dari arah pembangunan yang telah ditetapkan sebelumnya.
"Saya tegaskan, siapapun yang terpilih dalam pemilu, siapapun yang terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, termasuk yang menang di legislatif itu harus memiliki komitmen untuk melanjutkan arah pembangunan yang telah ditetapkan. Visi kita sudah jelas, yaitu merdeka bersatu berdaulat, dan itu harus menjadi panduan dalam setiap kebijakan," ujarnya.
"Kita harus fokus pada haluan dan arahan yang telah ada, sehingga kata-kata seperti keberlanjutan seharusnya tidak lagi menjadi topik diskusi. Yang harus difokuskan adalah bagaimana mengimplementasikan rencana pembangunan yang telah ada," tambahnya.
Zulfikar juga menyoroti pentingnya memanfaatkan perencanaan yang telah ada, seperti Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN), yang telah disusun sejak 2005. Menurutnya, pembahasan tentang GBHN atau PPHN tidak lagi relevan jika arah pembangunan telah terdefinisi dengan jelas.
Politikus Golkar itu juga menekankan pentingnya menjaga daya beli masyarakat dengan strategi "collecting more, spending better". Dia menuturkan perlunya belanja yang tepat sasaran dan strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.
"Dalam menghadapi tantangan ekonomi, hilirisasi dan industrialisasi menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan pada impor. Kita perlu mempersiapkan SDM dan teknologi agar mampu mengolah hasil bumi secara mandiri," pungkasnya. [Tp]