Gubernurnya Paling Populer, Warganya Paling Bahagia
Oleh: Yuddy Ardhi
SIAPA Gubernur paling populer di Indonesia saat ini? Dari lima Gubernur di Pulau Jawa, ternyata popularitas Anies Baswedan paling tinggi. Boleh jadi pembaca merasa kesimpulan ini salah dan mudah dipatahkan, apalagi jika pengetahuan pembaca – berdasarkan terpaan media - lebih dekat kepada salah satu gubernur di luar Anies Baswedan. Tetapi bahwa popularitas Anies Baswedan jauh melampaui empat gubernur lainnya di Pulau Jawa, adalah fakta. “Mana datanya?”
Tak hanya data mentah, Jurnalis Sukri Harahap dalam kitakini.news mengolah data kepopuleran lima gubernur di Pulau Jawa berdasarkan data yang diperoleh dari Google Trends. Data yang diambil dari Google Trends itu dibatasi 30 hari sejak Minggu (21/7/19) hingga Rabu (21/8/19). Berikut cuplikannya:
Popularitas Anies secara nasional berada di angka 70,73%, disusul popularitas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang jauh dibawahnya (19,03%), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (9,06%), Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (0,85%) dan Gubernur Banten Wahidin Halim (0,33%).
Di Jawa Barat, jumlah pencarian Netizen untuk nama Anies Baswedan juga mengungguli Ridwan (Anies 50%, Ridwan 45%, Ganjar Pranowo 5%). Sedangkan Khofifah dan Wahidin Halim nihil.
Di Banten, popularitas Anies berada di angka 72%. Ridwan Kamil di posisi kedua dengan 13 persen. Wahidin Halim hanya di posisi ketiga dengan 9%, disusul Ganjar Pranowo 6%. Sementara Khofifah nihil.
Untuk daerah Jawa Tengah, lagi-lagi Anies unggul dengan angka popularitas 66%. Ganjar Pranowo di posisi kedua dengan 26%. Ridwan Kamil 6% dan Khofifah 2%, sedangkan Wahidin Halim nihil.
Di Jawa Timur, Anies juga unggul popularitas yakni 64%. Sementara Ganjar Pranowo di angka 16% disusul Ridwan Kamil 15%. Hasil mencengangkan diperoleh untuk popularitas Khofifah di wilayahnya sendiri, yakni hanya 4%, sedangkan Wahidin Halim hanya 1%.
Tingkat poplaritas bukan barometer prestasi. Benar! Pencarian popularitas tersebut dilakukan dengan membandingkan tren pencarian kelima gubernur tersebut untuk semua kategori penelusuran di Google Trends di 33 subwilayah Indonesia. Pencarian dilakukan dengan membandingkan istilah penelusuran ‘anies baswedan’, ‘wahidin halim, ‘ridwan kamil, ‘ganjar pranowo’ dan ‘khofifah indar parawansa’.
Dengan demikian, popularitas itu disebabkan karena banyaknya orang yang “berkepentingan” dengan para gubernur yang ditunjukkan datanya oleh Google Trends, mulai dari pembaca online yang disuguhkan berita, orang-orang yang mencari informasi, mencari data, termasuk disumbangkan juga oleh para haters yang selalu mencari kelemahan dari hal-hal yang positif. Jadi, jangan salahkan Google Trends keseimpulan olahan data itu menunjukkan Anies adalah gubernur paling populer se-Indonesia, karena sebagiannya itu adalah dukungan yang diberikan para haters juga! (smile).
Anies Di Tahun Pertama Menjabat Gubernur
Baru saja dilantik dan Anies menyampaikan pidato pertamanya, konten pidatonya dipermasalahkan karena menyebut kata “pribumi”. Tetapi setelah diteliti dimana posisi “pribumi” itu dalam sebuah rangkaian kalimat lengkap, ternyata tak ada yang salah dengan narasi Anies.
Dari polemik di hari pertama ini, kita jadi tahu banyak sekali haters Anies Baswedan. Siapa mereka? Sesuai histori dalam Pilgub DKI, Anies berhadapan dengan BTP, sehingga bisa dipastikan haters Anies adalah pendukung BT.
Walau diragukan banyak orang, Anies membuktikan dirinya mampu menuntaskan salah satu komitmen besarnya, yaitu menghentikan total semua proyek reklamasi di Teluk Jakarta yang kontroversial yang digarap semasa BTP masih menjadi Gubernur DKI Jakarta. Tidak dengan kekerasan, tidak dengan bantuan polisi Pamong Praja sebagaimana BTP dahulu paling sering memanfaatkannya, melainkan hanya dengan selembar surat keputusan!
Jika cara paling mudah menilai efektivitas dan keberhasilan seorang pemimpin adalah dengan melihat bagaimana respon dan tanggapan orang-orang kecil atau rakyat miskin, terhadap kinerja pemimpinnya, maka tanyakanlah kepada mereka bagaimana kepemimpinan Anies Baswedan.
Rasanya mencari satu saja rakyat miskin yang menangis karena perlakuan Anies sangat amat susah, berbeda dengan zamannya BTP yang mulut besar dan ringan telunjuk.
Ya, era PKL dan becak dikejar-kejar, penggusuran warga kampung kota, perampasan tanah warga sudah tak berlaku lagi pada kepemimpinan Anies. Dan hanyan Anies gubernur yang kinerjanya ‘dirayakan’ begitu antusias oleh rakyat kecil Jakarta, yaitu Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) bahkan dihadiahi nasi tumpeng sebagai rasa syukur.
Apakah Kini Warga DKI Jakarta Lebih Bahagia?
Sebuah survei yang dilakukan oleh Center For Social Political Economic and Law Studies, berusaha memetakan dan mengambil kesimpulan dari kinerja dua tahun Anies Baswedan. Survei yang dilakukan tanggal 9-13 September 2019 itu melibatkan 35 peneliti dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Menurut Direktur Eksekutif lembaga tersebut, Ubedilah Badrun, Survei ini memotret delapan indikator untuk membaca tingkat keberhasilan Anies Baswedan , yaitu:
1. Lingkungan sosial (keamanan, kebersihan, keindahan, ketertiban dan keharmonisan)
2. Birokrasi (pelayanan, kemudahan akses)
3. Tingkat korupsi (program, pungli, suap)
4. Kemiskinan (akses pekerjaan, kelayakan hunian)
5. Infrastruktur (pembangunan perawatan jalan, trotoar, akses jalan lingkungan, saluran air, jembatan penyebrangan, pasar, pembuangan sampah, gelanggang olahraga, dan akses difable).
6. Kepemimpinan gubernur (kecepatan dan kesigapan, keberpihakan pada rakyat, komunikasi politik, keterpilihan menjadi gubernur, kelayakan menjadi calon presiden, keterpilihan menjadi presiden);
7. Tingkat kebahagiaan (kepuasan menjalani hidup, kesehatan, waktu yang cukup untuk keluarga, kualifikasi pendidikan, partisipasi pentas seni dan sosial, pelayanan publik, dukungan sosial dan keamanan, tingkat polusi udara/air, kepemilikan tempat tinggal, penataan ruang).
8. Realisasi janji Gubernur DKI Jakarta (harga kebutuhan pokok, kartu pangan, penghentian proyek rekalamasi, ruang menyusui di area publik, suami cuti saat istri melahirkan, kredit usaha perempuan mandiri, bebas dari ancaman pelecehan dan pemerkosaan, akses transportasi, akses wisata ke Pulau Seribu, manfaat Taman Science, Pusat Kebudayaan Betawi, manfaat Festival Olahraga, manfaat Pos Layanan Dokter Komunitas, manfaat Kampung Susun, Kampung Deret dan Rumah Susun, manfaat Pusat Kegiatan Warga, manfaat bantuan sosial dari gubernur, manfaat bJakarta berbenah menjadi Kota Hijau, pengertahuan program DP rumah 0%, pelaksanaan program DP rumah 0%).
“Indikator survei tersebut termasuk indikator yang merujuk pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Pelayanan Publik,” terang Ubedillah. Hasilnya?
Survei membuktikan kinerja Pemprov DKI Jakarta secara umum mendapatkan penilaian yang baik oleh masyarakat. Terkait indikator lingkungan sosial, kemiskinan, infrastruktur, kepemimpinan, indeks kebahagiaan, dan janji gubernur secara umum rata-rata mendapat respons positif sebesar 82%.
“Ini menunjukkan penilaian masyarakat pada kinerja pemerintah DKI Jakarta sangat baik,” sebut Ubedillah.
Sedikit gangguan pada prestasi kinerja Anies adalah temuan indikator tingkat korupsi masih ada. Sebanyak 28,3% responden dari seluruh wilayah DKI Jakarta menyatakan masih sering terjadi pungli dan suap. Masyarakat yang memberikan penilaian negatif dalam hal tingkat korupsi tertinggi, yaitu di daerah Jakarta Pusat (17,5%) dan Jakarta Selatan (18,6%).
Dan tentu ini tentu hal yang harus diatasi Anies, sehingga pada survey-survey berikutnya, persentase itu sudah menjadi nihil. Jika masih ada, artinya ada oknum yang harus ditertibkan.
Dalam bidang pelayanan publik secara umum pandangan masyarakat baik, tapi ada satu wilayah, yaitu Kepulauan Seribu yang pandangan masyarakatnya terhadap pelayanan birokrasi negatif. Persentase buruknya mencapai 31,4%
Terkait kinerja kepemimpinan Gubernur secara umum dari semua item dalam indikator kepemimpinan, masyarakat Jakarta menilai sangat positif mencapai rata-rata 14,%. Sedangkan penilaian positif terhadap kepemimpinan Gubernur mencapai rata-rata 38,78%.
Lalu, penilaian negatif terhadap kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan mencapai rata-rata 5,05%, selebihnya memilih cukup, tidak positif, dan sangat tidak positif.
Ada hal menarik dalam survey ini, melalui pertanyaan yang diselipkan tentang kelayakan Gubernur Anies Baswedan menjadi Presiden RI, ternyata mayoritas responden menjawab layak 24,6% dengan elektabilitas cukup tinggi (25,63%).
Adapun warga Jakarta masih menghendaki Anies Baswedan menjadi Gubernur DKI untuk periode berikutnya ternyata juga cukup tinggi, 27,26%. Dan tentunya itu bukan keinginan para haters. [***]
Penulis adalah Wakil Pemimpin Redaksi Dewan Da’wah News & Humas Dewan Da’wah.
Keterangan: Bahan tulisan diperoleh dari berbagai sumber. Dibuat sebagai dukungan sekaligus memberi wawasan dan hikmah kepada pembaca. Akhirul Kalam, semoga Bpk. Anies Baswedan selalu amanah dan senantiasa menunjukkan prestasi terbaiknya.