telusur.co.id - Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon mengajak negara-negara dunia untuk melakukan kolaborasi serta kerja sama, termasuk pelatihan dan advokasi dalam pengembangan kerangka biosecurity dan biosafety, utamanya dalam menangani penyakit menular.

Biosecurity dan biosafety merupakan beberapa isu yang menjadi perhatian dunia internasional seiring dengan memanasnya situasi politik global dimana banyak negara saling menyalahkan mengenai asal muasal terjadinya virus Corona yang hingga hari ini dan telah menginfeksi lebih dari 30 juta umat manusia di seluruh penjuru dunia,” ujar Fadli Zon dalam Workshop berjudul “The Role of Parliamentarians in Addressing the Challenges of COVID-19 through Implementation of Existing International Biosecurity and Biosafety Frameworks” yang diadakan oleh Parliamentarians for Global Action (PGA) yang berbasis di New York, Amerika Serikat, dan diikuti oleh sejumlah anggota parlemen dari negara lain pada Selasa (22/9/2020). 

Dalam kesempatan ini, Politisi dari F-Gerindra ini juga menyampaikan komitmen Indonesia dalam pelarangan produksi dan penimbunan senjata biologi, serta mendukung pengembangan industri biologi untuk tujuan perdamaian dan kemaslahatan bersama, melalui ratifikasi Biological Weapon Convention (BWC) di tahun 1992. 

Sementara itu, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Mardani Ali Sera menekankan, anggota parlemen memiliki tanggung jawab untuk memastikan tidak ada gap dalam terdistribusinya antivirus Covid-19 di seluruh lapisan masyarakat, karena setiap individu memiliki hak untuk sehat. Politisi PKS ini menambahkan, dalam situasi krisis saat ini, solidaritas global harus tetap diupayakan, utamanya dalam menjamin keamanan dan perdamaian dunia. 

Sebagai bentuk konkret lebih lanjut, pertemuan ini mengadopsi Plan of Action, terdiri dari 6 poin yang mendorong para anggota parlemen yang hadir untuk mendukung proses legislasi yang terkait isu biosecuritybiosafety, serta mitigasi ancaman terkait hal tersebut. [ham]