telusur.co.id - Melanjutkan kunjungan kerja di provinsi Nusa Tenggara Timur, hari ini Menteri Kebudayaan Fadli Zon hadir dalam acara Pentas Budaya Lamaholot bertempat di Lapangan Garuda, Desa Sukotokan, Pulau Adonara, Flores Timur.
Pentas Budaya Lamaholot merupakan rangkaian acara Exotic Lamaholot yang baru pertama kalinya diselenggarakan di Lamaholot. Helatan ini mengusung tema “Lamaholot Central Culture of the World”.
Tidak hanya menampilkan pertunjukan seni dan budaya dari beberapa sanggar seni dari Kedang, Lembata, kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun kekuatan ekonomi masyarakat lokal yang berakar dari budayanya. Pameran ini juga diramaikan dengan pameran produk UMKM tenun dan produk kerajinan buah tangan masyarakat Adonara.
Sukuto adalah sebuah entitas kebudayaan yang meliputi Lima Pulau yakni, Adonara, Solor, Flores Timur Daratan, Lembata, dan Alor Pantar. Kawasan berpulau-pulau ini terdiri dari tiga Kabupaten, yakni Flores Timur, Lembata dan Alor. Bahasa yang digunakan hampir mirip yakni bahasa Lamaholot. Alam dan budaya Lamaholot sungguh mengagumkan.
Diiringi oleh tarian perang, Tari Hedung, mulai dari rumah warga hingga tiba di Lapangan Garuda. Kedatangan Menbud yang juga didampingi Wakil gubernur NTT, jajaran Bupati dan Camat di Flores Timur, serta Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, disambut dengan hangat oleh masyarakat yang sudah menunggu kedatangannya.
Menbud Fadli Zon pada awal sambutannya mengungkapkan rasa bahagianya karena untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di wilayah Lamaholot yang memiliki kekayaan budaya luar biasa. “Saya sangat senang bisa hadir di sini. Benar apa yang disampaikan Pak Wakil Gubernur, kita harus datang langsung, tidak cukup melihat melalui gambar. Budaya adalah sesuatu yang hidup dan harus disentuh serta dirasakan,” tutur Menbud.
Menbud melanjutkan dengan menerangkan kepada para hadirin mengenai perintah konstitusi Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 Ayat 1, untuk memajukan kebudayaan nasional sesuai dengan nilai-nilai budaya. "Tadi kita saksikan bahwa apa yang dipentaskan dalam Exotic Lamaholot ini adalah perintah konstitusi dan juga perintah undang-undang pemajuan kebudayaan," sambungnya.
Menbud berharap agar kegiatan seperti ini dapat berlangsung secara berkelanjutan, bahkan dalam skala yang lebih besar seperti festival budaya yang menunjukkan berbagai keberagaman budaya yang ada di NTT. Sebagai salah satu negara dengan populasi Melanesia terbesar yang tersebar di berbagai provinsi seperti NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan. Indonesia memiliki peran penting dalam mendorong diplomasi budaya Melanesia di kawasan tersebut. Untuk itu, Menbud Fadli optimis ke depan kegiatan seperti ini dapat menjadi sarana diplomasi budaya Indonesia, khususnya dalam konteks Pasifik Selatan.
"Saya bangga dan bahagia bisa datang sini. Mudah-mudahan tahun depan bisa ada festival budaya Lamaholot yang lebih besar lagi di tempat ini. Kita akan dukung, di Kementerian Kebudayaan kita memiliki dana abadi kebudayaan. Dana abadi kebudayaan ini memang dipersembahkan untuk memfasilitasi kegiatan-kegiatan budaya. Tapi tentu harus ada inisiatif dari komunitas-komunitas," tutup Menteri Fadli.
Wakil Gubernur, Johni Asadoma, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kunjungan Menteri Kebudayaan. Ia menekankan bahwa budaya di NTT, khususnya di wilayah Lamaholot, tidak cukup hanya dinikmati secara visual, tetapi perlu dirasakan secara langsung.
“Kekayaan budaya di NTT tidak bisa hanya dilihat lewat gambar atau cerita. Kehangatan adat dan nilai-nilai budaya hanya bisa dirasakan bila kita hadir dan menyentuhnya langsung. Selamat datang di Bumi Lamaholot, Pak Menteri. Semoga kunjungan ini membawa percikan air segar bagi pengembangan budaya kami hingga ke level internasional,” ujar Johni.
Setelah sambutan, Menteri Kebudayaan mendapatkan kejutan dengan diadakannya penobatan menjadi Keluarga Lamaholot dengan Suku Lamatokan. Berlangsung di panggung Pentas Budaya Lamaholot, Prosesi adat ini dimulai dengan penyematan pakaian adat khas Lamaholot, berupa kain adat yang disebut Nowin. Kain ini merupakan tanda mata sederhana atas keikhlasan masyarakat Lamaholot.
Setelahnya dihadapan lebih dari 400 pengunjung yang hadir, Menbud menerima peralatan perang dan mahkota kepala, yang ditandai dengan minum tuak sebagai simbol memohon restu pada leluhur Lewotana. Mahkota yang diberikan melambangkan kekuatan dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat. Acara ini dipandu langsung oleh tetua adat di dampingi Pembina Acara Usman Muhammad.
Dengan penobatan yang hanya diberikan kepada tamu kehormatan ini, Menteri Fadli Zon yang mendapatkan nama adat Fadli Zon Donnie Tokan, secara adat telah resmi dianggap masuk sebagai bagian keluarga besar Lamaholot.
Exotic Lamaholot merupakan perayaan budaya dan komitmen investasi di NTT, kerjasama dari tiga kabupaten: Flores Timur, Lembata, Alor. Acara lintas daerah ini bukan sekadar perhelatan budaya, melainkan upaya strategis untuk menjadikan budaya Lamaholot sebagai poros pembangunan kawasan Timur Indonesia yang berkelanjutan, dengan berbasis kebudayaan. [ham]