telusur.co.id - Menteri Kebudayaan Republik Indonesia secara resmi membuka Kejuaraan Pencak Silat Bhayu Manunggal Championship 2025 (BMC 2025) di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Kejuaraan ini merupakan sarana pelestarian nilai tradisional budaya Indonesia.

Dalam sambutannya, Menbud Fadli Zon mengungkapkan bahwa pencak silat merupakan bagian dari budaya bangsa yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia. Dirinya menambahkan, pencak silat bukan hanya sekedar olahraga atau seni bela diri, namun perwujudan nilai-nilai luhur, keberanian, kedislipinan, sportivitas, kerendahan hati, dan semangat persatuan.

“Sebagai Bangsa Indonesia, kita patut berbangga, karena pencak silat merupakan salah satu identitas budaya yang telah mendunia. Kita berharap pencak silat dapat menjadi perekat sosial, media pendidikan nasional, media pendidikan karakter, dan sarana utama dalam pelestarian nilai-nilai tradisional,” ujarnya di hadapan para atlet yang akan bertanding.

BMC 2025 merupakan kejuaraan pencak silat tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Kebudayaan RI bekerja sama dengan Pelopor Pencak Silat Indonesia (POPSI) Bhayu Manunggal. Ajang ini berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 20 hingga 22 Juni 2025, dan terbuka untuk semua kelompok usia, mulai dari Pra Usia Dini hingga Dewasa, dengan berbagai kategori seperti tanding, seni tunggal, seni ganda, seni regu, solo kreatif, serta kategori khas Seni Tradisi Pencak Silat.

Lebih lanjut, Menbud menambahkan bahwa kejuaraan ini menjadi bukti nyata dari komitmen bersama dalam menjaga api semangat pencak silat yang tidak hanya melahirkan bibit unggul pesilat masa depan, namun sebagai ajang mempererat persaudaraan.

“Bhayu Manunggal yang memiliki arti kekuatan yang menyatu, sangat relevan dengan semangat yang kita bangun, yaitu kekuatan yang lahir dari persatuan dan keberagaman,” tambah Menbud Fadli.

Ketua Pelaksana BWC 2025, Klentheng Hawani Bambang menuturkan bahwa kejuaraan yang diikuti oleh 1.500 atlet yang terdiri dari 137 kontingen dari 13 provinsi di seluruh Indonesia ini, bukan hanya sebagai sebuah kompetisi biasa, namun menjadi ajang dalam merayakan sebuah mahakarya warisan budaya bangsa yang telah diakui dunia.

“Penetapan pencak silat sebagai warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO pada tahun 2019 menjadi sebuah pengakuan global yang bahwa setiap gerak, filosofi, dan nafas yang ada di dalam pencak silat merupakan harta karun yang sudah menjadi warisan budaya, tak hanya Indonesia, namun dunia,” ungkapnya.

“Terima kasih kepada Kementerian Kebudayaan dan seluruh pihak atas dukungannya dalam mendukung BMC sebagai ajang yang bergengsi dan penuh makna,” tambah Klentheng Hawani.

Menutup sambutannya, Menbud Fadli Zon menyampaikan komitmennya untuk terus mendukung setiap upaya pewarisan dan pengembangan pencak silat sebagai warisan budaya yang dikenal dunia.

“Selamat bertanding kepada seluruh atlet. Kemenangan bukanlah satu-satunya tujuan, namun menjadi wadah untuk belajar, meningkatkan pengalaman, serta mempererat persaudaraan satu sama lain. Mari kita jaga dan lestarikan pencak silat sebagai identitas budaya kita,” tutup Menbud yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi pemukulan gong sebagai simbol resmi pembukaan Bhayu Manunggal Championship 2025. [ham]