telusur.co.id - Modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI merupakan tantangan besar yang perlu segera dipenuhi untuk memperkuat pertahanan negara. Namun, perlu diakui bahwa proses modernisasi alutsista cenderung berjalan lambat.
DPR mencatat bahwa kondisi alutsista TNI saat ini memiliki rata-rata usia pakai 25-40 tahun. Menhteri Pertahanan Prabowo Subianto juga mengakui bahwa usia alutsista TNI yang sudah tua. Oleh karena itu, modernisasi alutsista menjadi fokus utama bagi Prabowo sejak menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
Mengenai kelambatan modernisasi alutsista, Jubir Menhan Prabowo, Dahnil Anzar Simanjuntak menjelaskan bahwa pembelian alutsista tidak sebanding dengan pembelian kendaraan dari dealer karena melibatkan sistem kontrak yang lebih kompleks.
"Ini membutuhkan waktu. Misalnya, kita kontrak hari ini, seperti pesawat Dassault Rafale yang sudah kita beli 44 unit," kata Dahnil, dikutip Sabtu (6/1/24).
Dijelaskan Dahnil, kontraknya mungkin dibuat pada 2023, namun akan baru selesai dan hadir (100%) di Indonesia dalam rentang 4 sampai 5 tahun ke depan.
"Ini butuh tenggat waktu. Artinya, kontrak dan pembelian mungkin terjadi sekarang, tetapi kehadirannya baru bisa terwujud sepenuhnya dalam jangka waktu tersebut," ujar Dahnil.
Pada saat yang bersamaan,lanjut dia, pemenuhan standar kekuatan pokok minimum atau Minimum Essential Force (MEF) pada tahun 2023 baru mencapai sekitar 65 persen, yang dihadapi oleh keterbatasan anggaran.
Dahnil menyampaikan bahwa Prabowo mengakui besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk modernisasi alutsista. Meski demikian, Prabowo berkomitmen untuk memberikan dukungan semaksimal mungkin guna mendukung proses modernisasi alutsista tersebut.
"Tentang anggaran, tentu langkah memodernisasi memerlukan dana yang signifikan. Oleh karena itu, Pak Prabowo berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan bahwa upaya modernisasi dapat terlaksana, sambil tetap memastikan ketersediaan anggaran yang mencukupi untuk mendukungnya," Ucap Dahnil.
Sementara itu, pemerintah telah menyetujui peningkatan anggaran untuk Kementerian Pertahanan. Anggaran Kemenhan untuk periode 2020-2024, yang sebelumnya disepakati sebesar 20,75 miliar dolar AS, telah mendapatkan persetujuan untuk ditingkatkan.
Namun, untuk alokasi tahun 2024, anggaran Kementerian Pertahanan mengalami peningkatan menjadi 25 miliar dolar atau sekitar Rp385 triliun. Terjadi kenaikan sebesar 4 miliar dolar atau sekitar Rp61,7 triliun dibandingkan dengan anggaran sebelumnya.
Penambahan anggaran tersebut diajukan oleh Kementerian Pertahanan dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk kondisi alutsista, upaya mitigasi terhadap ancaman, serta dinamika politik global dan keamanan. [Tp]