telusur.co.id - Gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon telah meluncurkan fasilitas rudal bawah tanah yang canggih sekaligus memberikan peringatan keras kepada rezim Zionis Israel.
Hizbullah mengungkapkan fasilitas “Imad 4” dalam sebuah video yang dirilis oleh outlet Media Militer pada hari Jumat (16/8/24).
Fasilitas ini memiliki jaringan terowongan yang berbelit-belit, landasan peluncuran rudal, dan pintu ledakan yang terbuka ke luar yang dapat digunakan untuk meluncurkan proyektil ke target yang telah ditentukan.
Melaporkan rekaman tersebut, jaringan televisi al-Mayadeen Lebanon mengutip sumber yang mengatakan bahwa fasilitas tersebut juga dilengkapi dengan “jaringan komunikasi yang aman” yang menghubungkannya dengan dunia luar. Dengan menggunakan jaringan ini, fasilitas tersebut dapat “menerima perintah peluncuran dalam hitungan menit,” katanya.
“Imad 4” juga mendapat manfaat dari ‘tim logistik yang komprehensif, serta tim konstruksi, keamanan, dan tim peluncuran cadangan yang berdedikasi,’ tambah jaringan itu, seperti dilansir Presstv
“Tim-tim ini beroperasi berdasarkan koordinat yang telah ditentukan untuk operasi peluncuran.”
Sementara itu, gerakan perlawanan Lebanon ini memperingatkan rezim Zionis melalui keterangan yang ditumpangkan pada video bahwa jika rezim Zonis membawa Lebanon ke dalam perang lain, “rezim Zionis akan menghadapi takdir dan kenyataan yang tidak diharapkannya.”
“Perang dengan kami membentang di seluruh Palestina, dari perbatasan Lebanon ke perbatasan Yordania hingga Laut Merah... dari Kiryat Shmona ke Eilat,” tambahnya.
Dua lokasi terakhir merujuk pada dua kota yang masing-masing terletak di bagian paling utara dan paling selatan wilayah Palestina yang diduduki.
Zionis Israel telah melakukan serangan hampir setiap hari terhadap bagian selatan Lebanon sejak 7 Oktober, ketika melancarkan perang genosida di Jalur Gaza.
Hizbullah telah menanggapi dengan serangan yang bertujuan untuk membalas Zionis dan mendukung warga Gaza yang dilanda perang.
Sementara itu, rezim Zionis yang mengobarkan perang melawan Lebanon pada tahun 2000 dan 2006, telah berulang kali mengancam untuk memperluas serangannya menjadi serangan militer besar-besaran terhadap negara tersebut.
Hizbullah telah bersumpah untuk mempertahankan tanah Lebanon dengan segala sumber dayanya.
Mereka juga telah berjanji untuk membalaskan dendam atas kematian Fuad Shukr, salah satu komandan senior kelompok tersebut, dan Ismail Haniyeh, mantan pemimpin politik gerakan perlawanan Palestina Hamas, yang terbunuh dalam operasi pembunuhan terpisah yang dilakukan oleh Tel Aviv di ibukota Lebanon, Beirut, dan ibukota Iran, Teheran, pada akhir bulan lalu.
Video tersebut menampilkan kutipan dari pidato Pemimpin Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah, yang menegaskan bahwa “perlawanan lebih kuat dari sebelumnya sejak awal berdirinya di wilayah tersebut.”
Masih mengutip sumbernya, al-Mayadeen mencatat bahwa “perlawanan mempertahankan fasilitas yang lebih besar dan lebih penting yang dirancang untuk mengakomodasi proyektil yang lebih besar dan lebih berat, termasuk rudal presisi.” [Tp]