telusur.co.id - Tiga mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil lolos pendanaan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Riset Sosial Humaniora (RSH) Kemendikbud Ristek. Tim ini menggali tentang pemahaman ideologi gender yang ada dalam komunikasi online di salah satu platform Discord dengan studi kasus perselingkuhan antara pilot dan pramugari yang sempat ramai di media
Tim ini beranggotakan Mohammad Adif Albarado, Bilqis Tirtakayana, da Zaura Jiavana Puspita Sumarno, dan akan melaju sebagai tim Gencordia. Dibimbing oleh Dr. Abimardha Kurniawan, S.Hum., M.A., tim Gencordia akan menggali melalui kacamata Analisis Wacana Kritis Ideologi Gender.
“Riset ini akan menggali akar penyebab dan akibat dari fenomena perselingkuhan di discord, yang hasilnya akan merepresentasikan kompleksitas relasi gender dan ranah digital,” jelas Ketua Tim PKM, Adif kepada Unair News. Jumat, (05/7/2024).
Realisasi Poin ke-5 SDGs
Penelitian yang diangkat oleh tim Gencordia berangkat melalui poin ke-5 Suistainable Development Goals (SDGs) tentang kesetaraan gender dalam konteks digital, khususnya melalui platform komunikasi online seperti Discord. Adif dan tim menyadari akan pentingnya pemahaman yang lebih dalam mengenai ideologi gender dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kesetaraan gender.
Kemudian, dalam pemilihan studi kasus, Adif selaku ketua menjelaskan bahwa penelitian ini berawal dari diskusi internal tim yang mencari topik yang relevan dan sedang ramai di masyarakat. Hingga akhirnya Adif dan tim tertarik untuk mendalami bagaimana ideologi gender tercermin dalam interaksi online, terutama dalam kasus perselingkuhan yang terjadi di platform komunikasi seperti Discord.
“Kami mencoba mencari sesuatu hal yang sedang jadi pembicaraan hangat. Kemudian kami menemukan kasus perselingkuhan tersebut. Kasus perselingkuhan yang melibatkan pilot dan pramugari,” tandas Adif.
Topik perselingkuhan menjadi hal yang menarik dan relevan, jika kita lihat bagaimana pemberitaan tentang perselingkuhan yang selalu ramai di media. Namun, penyikapan terhadap isu perselingkuhan kerap memberatkan sebelah pihak. Oleh karenanya, Adif berharap melalui penelitiannya dapat memberikan solusi dan cara menyikapi isu perselingkuhan yang ramai.
“Kami berharap penelitian ini dapat memberikan dampak positif, terutama dalam menyikapi isu-isu perselingkuhan yang kerap terjadi di masyarakat,” tegasnya.
Tantangan bagi Tim Gencordia
Lolos pendanaan PKM bukanlah hal yang mudah bagi setiap tim yang berkontestasi. Dalam proses penelitian, setiap anggota tim perlu memahami dengan baik terkait isu yang diangkat, hingga teori yang digunakan. Adif sendiri mengaku bahwa pemahamannya dengan tim masih cukup minim. Hal tersebut dikarenakan ketiganya masih berada di tahun pertama masa perkuliahan.
“Kesulitan yang kami alami tentu dari kedalaman teori yang kami kuasai. Ini dikarenakan kami masih semester 2 yang mana belum memiliki bekal ilmu mendalam terkait dengan penelitian yang kami angkat,” tukasnya.
“Namun, kami berusaha dengan secara mandiri mendalami teori tersebut dengan dibantu oleh dosen pembimbing kami. Kami juga membeli beberapa buku rujukan untuk membantu kami mendalami teori,” urainya.
Ia bersama timnya pun merasa sangat bersyukur karena pihak kampus yang telah memberikan ruang untuk mahasiswanya berporses. Bantuan dana hingga pelatihan menjadi hal yang sangat membangun bagi timnya yang masih menjadi mahasiswa baru.
“UNAIR mewadahi kami secara optimal sebagai pejuang PKM, kampus memberikan informasi mengenai PKM secara gamblang, mengadakan pelatihan maupun seminar yang membantu kami selama berjalannya penelitian, dan juga memberi kami pinjaman dana ketika dana dari Belmawa belum turun,” beber Adif. (ari)