Indonesia Kena Sanksi WADA, Mantan Ketua LADI: Ini Bukan Kejadian Pertama - Telusur

Indonesia Kena Sanksi WADA, Mantan Ketua LADI: Ini Bukan Kejadian Pertama

Mantan Ketua Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI), Zaini Khadafi Saragih. (Foto: telusur.co.id/Bambang Tri).

telusur.co.id - Di tengah kegembiraan atas kemenangan Tim Indonesia yang  berhasil meraih Piala Thomas Cup 2021, terselip kekecewaan besar terkait tidak diizinkannya Tim Indonesia untuk mengibarkan bendera merah putih di podium kemenangan. Ternyata, hal tersebut merupakan sanksi dari Badan Anti-Doping Dunia (WADA) yang menilai bahwa  Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) tak menerapkan program pengujian yang efektif.

Terkait hal itu, Mantan Ketua LADI periode 2017-2020 Zaini Khadafi Saragih mengatakan, ini bukan kali pertama Indonesia mendapat sanksi terkait persoalan ini.

Zaini mengatakan, jika ditarik mundur, pada 2013 lalu sebetulnya masalah seperti ini sudah muncul, namun tidak seheboh sekarang. Ia juga menyimpulkan bahwa LADI belum bisa dikatakan organisasi dan hal tersebut yang menjadi kelemahannya.

"Saya bisa simpulkan LADI ini belum bisa dikatakan organisasi yang betul-betul permanen sifatnya, dan memang bentuknya kalau kita lihat secara peraturan keundang-undangan hanya bersifat kepanitiaan atau adhoc, itu yang menjadi satu kelemahan," ujar Zaini dalam Diskusi Dialektika Demokrasi di Media Center Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/10/21).

Selama menjabat sebagai ketua LADI, dirinya sudah berusaha untuk mengubah status organisasi ini karena tuntutan dari WADA. Sebab, dalam The Code yang ada dalam peraturan WADA, terdapat satu pasal yang meminta LADI untuk bisa mandiri secara keseluruhan.

"Di The code itu ada beberapa pasal, salah satu pasalnya itu meminta kita itu atau anti-doping organisasi dari sebuah negara bisa mandiri. Mandiri itu secara keseluruhan, dari operasional, keuangan dan sebagainya. Itu yang sampai terakhir saya menjabat di LADI belum bisa kita perjuangkan. Namun walau begitu, selama saya menjabat 2017-2020, kita berusaha bagaimana caranya supaya dengan keterbatasan itu, kita bisa tidak disanksi, intinya gitu," ujarnya.

Hal tersebut tentunya sangat diapresiasi oleh WADA. Tepat satu tahun yang lalu, presiden WADA melakukan konferensi pers dengan pihak Indonesia. Dalam konferensi pers tersebut, WADA memuji Pemerintah Indonesia yang telah terlihat kerjanya dari evalusasi mereka.

"Maksudnya kelihatan kerjanya itu ada kesinambungan dari tahun ke tahun dari 2017, 2018, 2019 dan 2020. Nah itu yang dicatatkan waktu itu, bahkan sempat mengundang pak menteri kalau saya gak salah, untuk mengadakan pertemuan menteri olahraga se-ASEAN untuk urusan doping di tahun 2021," tambahnya.

Zaini juga mengatakan bahwa pada 2016 lalu LADI terkena sanksi lantaran menggunakan laboratorium yang tidak terakreditasi WADA. Jadi, katabsia, tugas LADI mencari tahu bagaimana mencabut sanksi tersebut. Akhirnya dibuatlah program kerja yang akhirnya memuaskan WADA, sehingga bulan berikutnya sanksi tersebut diangkat. [Fhr]

Laporan: Rofifah Hanna Luthfiah


Tinggalkan Komentar