telusur.co.id - Sebuah babak baru dalam hubungan Indonesia dan Rusia resmi dimulai. Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin hari ini menyaksikan langsung prosesi pertukaran dokumen kerja sama bilateral strategis di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg — menandai tekad bersama memperkuat kemitraan lintas sektor di tengah lanskap global yang semakin kompleks.
Dalam momen bersejarah ini, empat dokumen penting yang telah ditandatangani sebelumnya oleh pejabat terkait dari kedua negara dipertukarkan secara simbolis di hadapan kedua kepala negara. Dokumen-dokumen tersebut mencerminkan cakupan kerja sama yang semakin luas dan mendalam antara Jakarta dan Moskow.
Daftar dokumen kerja sama yang dipertukarkan mencakup: Kerja Sama Pendidikan Tinggi, Sektor Transportasi, Transformasi Digital dan Media, Investasi Strategis.
Puncak dari pertemuan ini adalah penyepakatan “Deklarasi Kemitraan Strategis antara Federasi Rusia dan Republik Indonesia” sebuah tonggak diplomatik yang mengukuhkan niat kedua negara untuk mempererat hubungan tidak hanya secara ekonomi dan teknologi, tetapi juga dalam bidang pertahanan, kebudayaan, dan geopolitik kawasan.
Presiden Prabowo dalam pernyataannya menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi mitra strategis Rusia di kawasan Indo-Pasifik, dengan semangat non-blok dan kerja sama saling menguntungkan. “Di tengah dunia yang terus berubah, Indonesia dan Rusia memilih untuk mempererat solidaritas dan membangun masa depan bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Presiden Putin menyambut baik langkah ini sebagai penguatan hubungan historis antara dua negara besar yang menjunjung kedaulatan, stabilitas, dan pembangunan berkelanjutan.
Pertukaran dokumen ini tak hanya menjadi simbol diplomasi tinggi, tapi juga wujud nyata arah baru hubungan bilateral yang lebih multidimensional, inklusif, dan strategis mencakup pendidikan, transportasi, ekonomi digital, investasi, hingga pertukaran antar-lembaga negara.[]