telusur.co.id - Pemerintah Iran melalui Kementerian Luar Negeri mengeluarkan kecaman keras terhadap tindakan militer terbaru Israel di Jalur Gaza, menyebutnya sebagai kejahatan perang brutal yang mengarah pada genosida sistematis terhadap rakyat Palestina.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan pada Selasa malam (15/7), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baqaei, mengecam serangan intensif Israel dalam 24 jam terakhir yang menewaskan lebih dari 100 warga sipil Palestina, termasuk anggota Dewan Legislatif Palestina, Mohammad Faraj al-Ghoul, dan pembaca Al-Qur’an terkenal, Alaa Azzam, beserta keluarganya.
Baqaei menyoroti blokade berkelanjutan terhadap bantuan makanan dan obat-obatan di Gaza serta serangan terhadap tenda-tenda pengungsi, menyebutnya sebagai upaya sistematis untuk memusnahkan warga sipil Palestina.
“Blokade ini adalah bentuk pemaksaan kelaparan dan kehausan. Serangan ke tempat-tempat pengungsian adalah kejahatan perang yang melayani tujuan genosida kolonial,” ujar Baqaei.
Ia juga menuding Amerika Serikat dan Israel melakukan penipuan kemanusiaan, dengan menyamarkan lokasi distribusi bantuan sebagai "pusat kemanusiaan", padahal faktanya dijadikan perangkap berdarah bagi perempuan dan anak-anak Palestina.
Baqaei menegaskan bahwa negara-negara pendukung langsung Israel seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris ikut bertanggung jawab atas kekerasan dan pembunuhan yang terjadi di Gaza dan Tepi Barat. Ia menyebut bahwa impunitas yang dinikmati Israel merupakan faktor utama berlanjutnya kekerasan.
“Kebungkaman dan ketidakpedulian dunia internasional, khususnya negara-negara besar, justru membuka jalan bagi normalisasi pelanggaran hukum internasional yang paling serius,” ujarnya.
Iran menyerukan kepada seluruh negara regional dan anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk mengambil tindakan konkret dan serius dalam menghentikan genosida dan pelanggaran HAM yang terus terjadi di wilayah Palestina yang diduduki.
“Sudah saatnya dunia Islam menunjukkan solidaritas nyata, bukan hanya retorika. Kejahatan ini tidak bisa dibiarkan terus berlangsung,” tegas Baqaei.[]
Sumber: TNA