telusur.co.id - Wakil Menteri Pertahanan Iran Hojatollah Qureshi memastikan balasan negaranya terhadap Israel atas pembunuhan kepala biro politik Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, Syahid Ismail Haniyeh, “akan mengejutkan dan proporsional.” Bersamaan dengan ini, AS menyatakan tetap berkomitmen membela Israel jika terjadi serangan terhadapnya dari Iran.
“Israel harus mengalami kecemasan psikologis sebagai akibatnya… Pembunuhan Haniyeh adalah kejahatan yang tak termaafkan dan merupakan pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Iran,” kata Hojatollah Qureshi, dilansir dari Rai Al Youm, Kamis (29/8/24).
Dia juga menegaskan bahwa “Iran adalah pihak yang menentukan bagaimana dan kapan harus merespons,” dan “tidak memiliki keinginan untuk berperang, namun agresi akan dibalas.”
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi beberapa hari yang lalu mengatakan negaranya “tidak ingin memperluas lingkaran perang dan eskalasi di kawasan, namun tidak akan mundur dari haknya untuk menanggapi pembunuhan Haniyeh.”
Pada tanggal 31 Juli, Hamas berduka atas gugurnya Haniyeh akibat serangan Israel terhadap kediamannya di Teheran, dia berpartisipasi dalam upacara pelantikan Masoud Pezeshkian sebagai presiden Iran.
Di pihak lain, Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby pada hari Selasa mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) tetap berkomitmen membela Israel jika terjadi serangan Iran.
Kepada Channel 12 Israel dia mengatakan sulit untuk memprediksi kemungkinan terjadinya serangan, namun Gedung Putih menanggapi retorika Iran dengan serius.
“Kami yakin mereka masih dalam posisi yang baik dan siap melancarkan serangan jika mereka ingin melakukannya, itulah sebabnya kami memperkuat pasukan kami di kawasan (Timur Tengah dan sekitarnya),” kata Kirby.
“Pesan kami kepada Iran konsisten, telah dan akan tetap konsisten. Pertama, jangan lakukan itu. Tidak ada alasan untuk membesar-besarkan masalah ini. Tidak ada alasan untuk memulai perang regional secara besar-besaran. Kedua, kami akan siap membela Israel jika hal itu terjadi,” tambahnya.
Senin lalu Pentagon mengumumkan bahwa AS percaya bahwa risiko Israel terkena serangan baru oleh Iran atau sekutunya masih ada setelah Hizbullah Lebanon melancarkan serangan rudal dan drone pada hari Minggu. [Tp]