telusur.co.id - Baru-baru ini Hizbullah melakukan latihan militer di selatan Lebanon. Atas Latihan itu, Israel mengirim surat kepada Sekjen PBB Antonio Guterres dan Dewan Keamanan, yang mengadukan Hizbullah.

Farsnew, Sabtu (3/6/23) melaporkan, Dubes Israel di PBB, Gilad Erdan menyerahkan surat pengaduan itu ke Dewan Keamanan. Dalam surat itu, ia mengeklaim bahwa latihan militer terbaru Hizbullah di perbatasan utara Tanah Pendudukan melanggar Resolusi 1701 dan 1559 Dewan Keamanan PBB.

Erdan menuding Hizbullah sebagai kelompok teroris, sekaligus mendesaki Beirut untuk mengontrol kejadian-kejadian di wilayahnya serta tidak memberikan izin kepada Hizbullah untuk melancarkan serangan.

Menurut laporan Maariv, Lebanon diminta Erdan untuk berkomitmen dengan Resolusi 1701 dan 1559, serta meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk Iran serta Hizbullah karena mereka adalah “ancaman bagi stabilitas Kawasan”.

Hizbullah pada 21 Mei silam mengadakan latihan militer di selatan Lebanon menjelang peringatan pengusiran Tentara Zionis dari negara itu.

Dalam latihan militer tersebut, Hizbullah menyimulasikan serbuan ke permukiman-permukiman Israel untuk menawan serdadu Israel, juga serangan drone ke permukiman-permukiman tersebut.

Latihan militer itu menjadi pusat perhatian media-media Israel. Berbagai televisi dan situs Israel pun meliput berita dari latihan perang tersebut.

Pihak Israel dalam analisis tentang senjata-senjata yang digunakan dalam latihan itu menyatakan, ”Senjata yang belum dipamerkan di latihan perang ini adalah rudal-rudal presisi. Ini adalah problem yang membuat institusi keamanan dan militer Israel tidak bisa tidur.” [Tp]