Telusur.co.id - Pasangan calon Pilkada yang diusung PDIP di tiga provinsi, berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) beberapa lembaga survei, mengalami kekalahan. Provinsi tersebut yakni Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera Utara.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menduga, kalahnya partai berlambang Banteng mocong putih tersebut, terkesan Jokowi effek tidak berlaku.
“Memang agak sedikit heran, apakah memang Jokowi efect nggak ada lagi?,” kata Pangi kepada telusur.co.id, Jumat (29/6/18).
“Padahal setahu kita pak Jokowi itu petugas partai. Tentu ada konsekuensi logisnya ditugaskan memenangkan kader PDIP dalam kontestasi elektoral pilkada provinsi,” sambungnya.
Selain itu, Pangi menduga, tidak menutup kemungkinan ada operasi senyap, turunnya orang-orang Jokowi mendukung kandidat diluar jagoan partai besutan Megawati Soekarnoputri itu. Meskipun, hal ini baru dugaan semata.
“Seolah-olah tidak terlibat peran pak Jokowi, atau turun dengan operasi senyap? atau ini dugaan bentuk mulai adanya pembangkangan Jokowi terhadap Megawati?,” tukas Pangi.
Sebelumnya, Pilkada Serentak selesai digelar pada 27 Juni lalu. Berbagai lembaga survei telah merilis hasil hitung cepat. Di tiga Pilgub yaitu Sumut, Jabar dan Jatim PDIP mengalami kekalahan. Jagoan PDIP di Jatim Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarno kalah dari pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak.
Di Jabar, dari empat pasangan calon, jago PDIP TB Hasanuddin-Anton Charliyan menempati posisi paling buncit. Hasil hitung cepat lembaga survei, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum menempati posisi teratas.
Sedangkan di Sumut, pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah, berdasarkan quick count, berhasil mengalahkan jagoan PDIP Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.[far]