Jonatan Christie Tinggalkan Pelatnas: Dari Kekecewaan Olimpiade ke Langkah Baru sebagai Pemain Profesional - Telusur

Jonatan Christie Tinggalkan Pelatnas: Dari Kekecewaan Olimpiade ke Langkah Baru sebagai Pemain Profesional

Pebulu tangkis tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie

telusur.co.id - Pebulu tangkis tunggal putra andalan Indonesia, Jonatan Christie, resmi mengakhiri kiprahnya di Pelatnas PBSI Cipayung. Keputusan ini bukan diambil dalam semalam, melainkan lahir dari perjalanan panjang refleksi diri—terutama usai Olimpiade Paris 2024 yang menjadi titik balik penting dalam karier sang atlet.

“Kalau boleh jujur, semuanya bermula setelah Olimpiade Paris. Kami sudah berjuang sekuat tenaga, tapi hasilnya belum sesuai harapan. Saya pribadi cukup kecewa,” ujar Jonatan dalam konferensi pers penuh makna di Cipayung, Kamis (15/5).

Kekecewaan itu bahkan sempat menggoyahkan keyakinannya untuk melanjutkan karier. Ia mengaku sempat berpikir untuk gantung raket. Namun setelah berdiskusi panjang dengan pelatih, keluarga, dan orang-orang terdekat, Jonatan memutuskan: ia akan terus bermain, tapi dengan pendekatan berbeda.

“Saya memutuskan untuk tetap melanjutkan, tapi mencoba jalur profesional. Saya ingin keluar dari zona nyaman dan berlatih dengan sistem baru di luar pelatnas,” ungkapnya.

Jonatan menegaskan bahwa dirinya tetaplah bagian dari bulu tangkis Indonesia. Yang berubah hanyalah sistem dan lokasi latihannya.

“Di mana pun saya berlatih, saya tetap membawa nama Indonesia. Tidak ada yang berubah dari komitmen saya untuk negara,” tegas atlet yang akrab disapa Jojo ini.

Ia menyebutkan salah satu alasan praktis di balik keputusannya: jarak antara rumah dan pelatnas yang cukup jauh serta memerlukan adaptasi terus-menerus. Maka sejak akhir 2024, ia mengajukan permohonan kepada PBSI untuk menjalani sistem latihan profesional berbasis klub—dan permohonan itu dikabulkan.

Kesepakatan pun tercapai: Piala Sudirman 2025 menjadi turnamen terakhirnya sebagai bagian dari Pelatnas Cipayung.

Keputusan Jonatan mendapat sambutan terbuka dari PBSI. Wakil Ketua Umum I PP PBSI, Taufik Hidayat, menegaskan bahwa langkah Jonatan dan Chico Aura Dwi Wardoyo—yang juga memutuskan hal serupa—bukanlah perpisahan, melainkan bentuk kolaborasi modern.

“Ini bukan perpisahan. Ini bentuk pembinaan baru yang lebih adaptif. Di banyak negara besar, sistem seperti ini sudah lazim. Kini Indonesia mulai bergerak ke arah yang sama,” jelas Taufik.

PBSI, lanjutnya, tetap memberikan dukungan teknis dan koordinasi penuh kepada Jonatan dan Chico, yang akan terus memperkuat tim nasional di ajang internasional.

“Kami terbuka untuk diskusi dan siap menyambut mereka kembali ke pelatnas kapan pun. Yang terpenting, mereka tetap berada dalam sistem pembinaan nasional,” imbuhnya.

Jonatan Christie bukan hanya seorang atlet berprestasi ia juga simbol semangat juang generasi muda bulu tangkis Indonesia. Keputusannya meninggalkan pelatnas bukan bentuk mundur, tapi loncatan untuk tumbuh lebih mandiri dan matang di panggung dunia.

“Saya berterima kasih kepada PBSI atas segala dukungannya selama ini. Ke depan, saya harap kolaborasi kita tetap kuat demi membawa bulu tangkis Indonesia ke puncak dunia,” tutup Jojo dengan penuh harap.[iis]


Tinggalkan Komentar