Telusur.co.id - Gubenur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan elektabilitasnya cukup tinggi bila menjadi calon Wakil Presiden pada Pilpres 2019.
Hal tersebut sebagaimana hasil survei yang dilakukan Media Survei Nasional (Median), pada 24 Maret-6 April 2018. Elektabilitas Anies cukup tinggi dibanding bekas Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Direktur Riset Median Sudarto menjelaskan, survei ini dilakukan melalui metode semi terbuka, dan menanyakan kepada responden, jika pemilihan presiden dilakukan saat ini, siapakah yang Anda pilih menjadi Wakil Presiden, selain Jusuf Kalla?.
Responden disodorkan 32 pilihan nama. Namun, survei juga meminta responden menyebutkan tokoh pilihannya jika tak ada dalam daftar 32 nama yang disediakan.
“Hasilnya mengejutkan, nama Anies Baswedan berada di atas (6,2 persen), dan Gatot (5,4 persen), Prabowo 4,9 persen,” kata Sudarto dalam pemaparan di Kawasan Cikini, Jakarta, Senin (16/4/18).
Menyusul di bawah tiga nama tersebut, kata Sudarto, antara lain Muhaimin Iskandar (Cak Imin) 4,7 persen, AHY 3,8 persen, Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo 3,7 persen. Anies Matta 3 persen, TGB Zainul Majdi 2,5 persen, Mahfud MD 2,5 persen, Susi Pudjiastuti dan Habib Rizieq Shihab 2,0 persen.
Sedangkan nama, Khofifah (1,7 persen), Tri Risma (1,3 persen) Sri Mulyani (1,3 persen), Surya Paloh (1,1 persen), Fahri Hamzah (1,0 persen), Puan (1,0 persen), Ahmad Heryawan dan Zulkifli Hasan (0,9 persen), Chairul Tanjung (0,7 persen), Yusril Ihaza Mahendra, Rizal Ramli dan Airlangga Hartarto (0,6 persen).
Kemudian elektabilitas Moeldoko dan A.M Hendropriyono (0,4 persen), Ridwan Kamil (0,2 persen). Terakhir nama Tommy Soeharto, Tito Karnavian, Osman Sapta Odang, Luhut Panjaitan dan Romahurmuziy (0,1 persen).
Dia menjelaskan, layar belakang survei ini, karena melihat kurang dari empat bulan menjelang pendaftaran banyak kandidat yang sudah mulai bermunculan meramaikan pilpres 2019.
“Ada yang mengajukan diri menjadi capres, ada yang mengajukan menjadi cawapres, ada juga yang mengajukan menjadi keduanya,” paparnya.
Sementara untuk populasi survei ini ialah seluruh warga Indonesia yang memiliki hak pilih. Sampelnya sebanyak 1200 responden.
Margin of error Survei ialah plus minus sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Artinya, ada peluang angka survei meleset lebih besar atau kecil sampai 2,9 persen.
Sampel dipilih secara random dengan teknik Multisatge Random Sampling dan proporsional atas populasi provinsi dan gender. Sudarto menegaskan survei dibiayai secara mandiri bukan dari negara, apalagi partai politik. [ipk]
Laporan: Tio Pirnando