Kemenkop Gandeng Delapan Startup, Ini Tujuannya - Telusur

Kemenkop Gandeng Delapan Startup, Ini Tujuannya


telusur.co.id -Kementerian Koperasi dan UKM mentargetkan sebanyak 10 juta pelaku usaha di sektor UMKM dapat terhubung dalam ekosistem digital. Saat ini, jumlah pelaku UMKM yang sudah masuk dalam jaringan daring baru sebanyak 8 juta atau setara 13 persen dari total keseluruhan UMKM di Indonesia. 


Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, dari 8 juta pelaku UMKM, hanya sebagian kecil yang bergerak di sektor pangan dan yang sudah terhubung ke dalam ekosistem digital,  sangat rendah. Karenanya, Kemenkop menggandeng delapan startup digital yang bergerak di sektor pangan untuk membantu pelaku UMKM terhubung ke ekosistem digital. Tujuannya agar meminimalisir krisis pangan seperti yang diprediksi FAO.

Ketujuh startup yang diajak kerjasama yaitu Tanihub, Aruna, Hara, Alami, Modal Rakyat, Sayur Box dan Ekosis. Diharapkan dengan cara ini bisa mempercepat sistem dan rantai pasok pelaku UMKM nasional yang memiliki usaha di sektor pertanian, perkebunan atau perikanan.

"Dengan aplikasi digitalnya akan menjadi agregator dari produk petani yang berlahan sempit dan nelayan kecil. Mereka akan agregasi semua itu sehingga bisa masuk dalam skala bisnis dan mereka bangun rantai perdagangan yang lebih baik," ujar Teten dalam keterangannya, Senin (20/7/20).

Teten menjelaskan, nantinya akan disusun timeline kegiatan yg teritegrasi untuk Digitalisasi UMKM Pelatihan SDM KUMKM, Technology Pembiayaan dan Digital marketing.

Ia menambahkan, kegiatan ini akan fokus pada sektor produksi, seperti ketahanan pangan (Pertanian, Perikanan, Peternakan) akan didorong untuk bermitra dengan platform, seperti tanihub, ekosis, sayurbox, aruna dan hara. 

Untuk fintech akan didorong untuk bermitra dengan platform seperti modal rakyat, Alami dan platform sejenis lainya. 

"Selain untuk mendorong pelaku UMKM di sektor pangan masuk dalam ekosistem digital, upaya kerjasama tersebut juga diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pelaku UMKM berupa peningkatan kesejahteraan, " ujar Teten

Di sisi lain, kerjasama ini juga diharapkan bisa menjamin kebutuhan pangan nasional tetap tercukupi dari produksi dalam negeri. 

"Tadinya produk UMKM yang tidak efisien kita masukkan ke ekosistem digital, sekarang dia sudah terhubung dengan market di dalam dan luar negeri. Mereka juga punya dukungan pembiayaan, dan kembangkan pelatihan," tuturnya.

Teten menegaskan bahwa selama ini petani gurem Indonesia tidak pernah sejahtera karena selain luas tanah garapannya sempit yang berujung pada minimnya jumlah produksi, juga terkendala dengan modal kerja.

 Sementara saat akan melakukan akses pembiayaan ke lembaga keuangan terkendala dengan kolateral dan prospek bisnis yang minim. 

Oleh sebab itu, Teten mendorong agar petani-petani atau nelayan kecil bisa bergabung dalam sebuah koperasi dan membangun usahanya secara bersama-sama sehingga nilai kapitalisasinya lebih besar. Dengan cara itu, maka akan sangat mudah bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan akses pembiayaan.

"Ini nanti mereka akan bikin team work supaya kita bisa saling kolaborasi karena mereka udah punya aplikasi digital dan market digital. Pemerintah tidak harus masuk di situ, kami ingin jadi bagian menjadi support sistemnya," tukas Teten.[Fhr]


Tinggalkan Komentar