Kemerdekaan Itu - Telusur

Kemerdekaan Itu


BERBICARA tentang kemerdekaan tentunya kita berbicara tentang salah satu hal yang memiliki posisi terpenting dalam agama. Kemerdekaan bukan sekedar seremoni tahunan. Tapi, merupakan esensi iman sekaligus hak asasi manusia yang paling mendasar.

Maka, makna terpenting dari kalimah "laa ilaaha illallah" adalah sebuah ikrar, sekaligus komitmen untuk membangun kemerdekaan sejati dan bermakna. Dengannya, seorang hamba melepaskan diri dari berbagai belenggu penghambaan selain kepada Raja (Malik) langit dan bumi.

Segala bentuk "penghambaan" dan "penyerahan diri" baik langsung atau tidak kepada selain Allah merupakan antitesis dari “ketauhidan” (laa ilaaha illallah).

Karenanya, dengan kemerdekaan sejati seorang Mukmin membersihkan diri dari berbagai "thoghut" dalam berbagai bentuknya. Al-Quran menyebutnya dengan “kufrun bit-thoghut".

Laa ilaaha adalah statement "pengingkaran totalitas" kepada semua penyembahan, termasuk penyembahan hawa nafsu dan kecenderungan jahat jiwa kemanusiaan kita. Sekaligus pengukuhan penghambaan totalitas semata kepada-Nya.

Kemerdekaan sejati harus dimulai dari kemerdekaan hati dan jiwa dari berbagai penghambaan selain kepada Allah SWT. Kemerdekaan hati dari berbagai kungkungan penghambaan ini yang kemudian terefleksi dalam kehidupan sosial, dalam berbagai sisi kehidupan, termasuk dalam kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya dan seterusnya.

Dalam agama Islam, kemerdekaan atau kebebasan (freedom) dan agama itu bagaikan ikan dan airnya. Islam tanpa kemerdekaan bagaikan ikan yang kehabisan air. Lambat laun akan mengalami kematiannya.

Di sinilah rahasianya kenapa dengan segala simbol-simbol ke-Islaman di banyak negara Islam, agama mengalami kegersangan dan kematian. Karena, agama kehilangan esensinya tanpa kemerdekaan itu.

Di sinilah Islam kemudian mengajarkan kemerdekaan yang bertanggung jawab (responsible freedom). Saya menyebutnya kemerdekaan yang bertanggung jawab, karena merdeka tanpa tanggung jawab merupakan antitesis dari peradaban yang sadar batas-batas.

Kita harus sadari merdeka tidak harus liberal. Liberalisme adalah paham kemerdekaan tanpa batas dan tanggung jawab. Dan, ini pula yang membedakan antara seorang Muslim dan orang lain dalam memandang arti kemerdekaan dalam hidupnya.

Semoga perayaan kemerdekaan RI ke-74 ini menjadi pemacu untuk semua untuk membangun kemerdekaan Yang bertanggung jawab itu. Merdeka dalam ikatan Ilahi. Bebas tapi diikat oleh kebenaran.

Jika tidak, maka kemerdekaan itu akan membawa kepada perilaku yang tidak bertanggung jawab (irresponsibility). Dan jika itu terjadi, kerap kali tanpa disadari, manusia merasa merdeka, tapi sesungguhnya sedang diperbudak oleh hawa nafsunya sendiri.

Happy Independence Day! [***]

Penulis: Imam Shamsi Ali (Presiden Nusantara Foundation)


Tinggalkan Komentar