telusur.co.id - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani Chafi mengungkapkan, dalam 10 bulan, rezim Zionis Israel membunuh 40.000 orang Palestina yang tidak bersalah, termasuk sekitar 15.000 anak-anak di Jalur Gaza, dan melukai lebih dari 100.000 orang dan ribuan lainnya juga terkubur di bawah reruntuhan dan hilang. Tapi kemudian pihak berwenang Amerika Serikat justru menyebut orang-orang Palestina dan kelompok perlawanannya sebagai teroris dan pemerintah Amerika menyatakan berkomitmen untuk membela Israel dari “teroris”!"
Hal itu diungkapkan Jubir Kemlu Iran di jejaring sosial X pada hari Kamis (15/8/24), seperti dilansir Parstoday.
"Pemerintah Amerika memberikan dukungan finansial, bersenjata dan politik untuk genosida yang dilakukan Israel warga Palestina dengan logika yang tidak masuk akal dan salah," tulis Nasser Kanaani.
"Ini bukan hanya skandal permanen dan tak terhapuskan bagi pemerintah Amerika, tetapi juga tanggung jawab internasional dengan kemampuan untuk melakukan tindakan hukum!" tegasnya.
Sejak 7 Oktober 2023, rezim genosida Israel, dengan dukungan penuh Amerika Serikat dan beberapa negara Barat lainnya, melancarkan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas. Diamnya komunitas internasional dan lembaga hak asasi manusia mengenai kejahatan rezim pendudukan Israel telah menyebabkan berlanjutnya pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina oleh mesin perang rezim Zionis. [Tp]