telusur.co.id - Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Musni Umar mengaku geram dengan tindakan politikus PDIP Dewi Tanjung yang melaporkan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan atas tuduhan rekayasa kasus penyiraman air keras.
Menurut Musni, Dewi terkesan tidak memiliki rasa simpati dengan apa yang menimpa Novel.
"Keterlaluan tidak ada rasa prikemanusiaan yang melaporkan Novel Baswedan," cuit Musni lewat akun twitter-nya @musniumar, Jumat (8/11/2019).
Musni menjelaskan, dengan keadaan mata Novel itu semestinya semua pihak mengedepan sisi kemanusiaan. Ia berharapa, ada keadialan buat Novel yang hingga saat ini belum diungkap pelaku penyiraman terhadap dirinya.
"Pak Novel ini sudah korban-matanya buta sebelah masih dipolisikan. Semoga ada keadilan. Tim Advokasi Novel Baswedan akan Pidanakan Dewi Tanjung," tulis Musni.
Sebelumnya, politikus PDIP Dewi Tanjung menduga, kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK, Novel Baswedan, merupakan rekayasa.
Dewi merasakan beberapa hal yang janggal dalam peristiwa itu, termasuk soal mata Novel yang mengalami kebutaan. Kemudian, Dewi juga sempat menyoroti bagian wajah Novel yang tidak terdapat bekas luka.
"Ada beberapa hal janggal dari semua hal yang dialami, dari rekaman CCTV, bentuk luka, perban, dan kepala yang diperban. Tapi, tiba-tiba malah mata yang buta," kata Dewi.
Hingga saat ini, kasus penyiraman air keras terhadap Novel masih menjadi misteri. Pelbagai pihak pun mendesak agar kasus tersebut segera dituntaskan, tak terkecuali Presiden Jokowi. [asp]
Laporan : Tio Pirnando