telusur.co.id - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mendukung rencana penyelenggaraan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) ke-II Pemuda Batak Bersatu (PBB) pada 21 Juli 2023 di Graha Girsang Bekasi. Mengusung tema Pemuda Batak Bersatu Hadir dan Berbuat untuk Indonesia. Dihadiri 2 ribu lebih peserta dari mulai DPP, 30 DPD Provinsi, serta 232 perwakilan DPC Kabupaten/Kota.
"Selain untuk memperkuat organisasi, Rakornas juga harus dimanfaatkan untuk semakin memperkuat semangat perjuangan membangun nasionalisme. Mengingat saat ini, dengan berbagai tantangan kebangsaan yang kian mengemuka, nasionalisme kita memang sedang membutuhkan penguatan. Bagi Indonesia yang memiliki tingkat heterogenitas yang sangat tinggi, merawat persatuan dan kesatuan bangsa adalah sebuah keniscayaan. Dengan jumlah penduduk lebih dari 273 juta jiwa, terdiri dari 1.340 suku yang memiliki 733 bahasa, serta menganut 6 agama serta puluhan aliran kepercayaan, adalah fakta sosiologis yang menempatkan kita pada posisi yang rentan dari ancaman perpecahan," ujar Bamsoet saat menerima pengurus Pemuda Batak Bersatu, di Jakarta, Rabu (12/7/23).
Pengurus Pemuda Batak Bersatu yang hadir antara lain, Ketua Umum Lambok Sihombing, Sekjen Alfredo Panjaitan, Ketua DKI Jakarta Dayang F. Siringo-ringo, serta Sekretaris Daerah Cornelis Hotman.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, kebhinekaan dalam negara yang kaya akan keberagaman, hanya bisa wujudkan dengan komitmen kuat untuk mengelola kemajemukan dengan baik dan benar. Kegagalan dalam mengelola kemajemukan dan ketidaksiapan sebagian masyarakat untuk menerima kemajemukan tersebut, akan berpotensi mengakibatkan terjadinya gejolak sosial yang dapat mereduksi semangat persatuan dan kesatuan bangsa, menumbuhkan radikalisme, dan menimbulkan konflik horisontal.
"Terlebih saat ini kita sudah menapaki jalan waktu menuju Pemilu dan Pilkada Serentak 2024. Sejarah mencatat, penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada senantiasa menyisakan residu yang membuat perpecahan di berbagai kelompok masyarakat. Karena itu, kita harus belajar dari sejarah masa lalu, sehingga dalam Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 nanti bisa terhindar dari berbagai perpecahan bangsa," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Wakil Ketua Umum FKPPI/Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, terlepas dari berbagai tantangan kebangsaan yang sedang dihadapi, bangsa Indonesia patut berbangga, bahwa berdasarkan hasil survei nasional SMRC yang dipublikasikan pada Juni 2022, orientasi publik pada negara-bangsa Indonesia sangat positif, di mana 95,6 persen responden merasa bangga menjadi orang Indonesia. Kajian ini sejalan dengan survei Gallup Poll yang mencatat bahwa sekitar 75,4 persen masyarakat Indonesia memiliki jiwa patriot tinggi dan bersedia ikut berperang mempertahankan negara.
"Namun kita juga menyadari bahwa nasionalisme di era modern memiliki dimensi pemaknaan yang luas, dan akan terus berevolusi seiring dengan dinamika dan kompleksitas kehidupan kebangsaan kita. Nasionalisme tidak hanya dimanifestasikan melalui kesiapsediaan memanggul senjata. Nasionalisme yang pada hakikatnya bersumber pada rasa cinta tanah air dan bangsa, meliputi berbagai aspek dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," pungkas Bamsoet.