Khofifah Terima Pin Emas dari BNPB, Tekankan Kolaborasi untuk Tingkatkan Nilai Kemanusiaan - Telusur

Khofifah Terima Pin Emas dari BNPB, Tekankan Kolaborasi untuk Tingkatkan Nilai Kemanusiaan

Gubernur Jatim periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa menerima pin emas dari BNPB

telusur.co.id - Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa menerima pin emas dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai tokoh perempuan inspiratif peduli sosial, kemanusiaan dan kebencanaan Indonesia. 

Penyerahan pin emas diserahkan Kepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto kepada Khofifah dalam acara jumpa tokoh peringatan hari Pramuka ke-63 di Dyandra Convention Center Surabaya. Selasa, (30/7/2024).

Atas penghargaan pin emas yang diperoleh, Khofifah optimis untuk terus meningkatkan komitmen nilai-nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial mengatasi terjadinya bencana alam. 

"Semakin meningkatkan semangat untuk terus menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan dan sosial menghadapi bencana sekaligus upaya resiliensi Jawa Timur dalam menghadapi kebencanaan," jelas mantan Mensos RI ini.

Menurutnya, Indonesia khususnya Jawa Timur masuk dalam wilayah Tropical Ring of Fire. Dengan begitu, dibutuhkan kemampuan resiliensi yang mumpuni menghadapi bencana melalui kolaborasi antar elemen atau biasa disebut pentahelix. 

"Alhamdulillah, masyarakat kita menganut sistem kegotongroyongan yang sangat guyub," sambung mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan RI in. 

Keberhasilan tersebut, kata Khofifah, tidak lepas dari sinergi banyak pihak dalam penanggulangan bencana di Jawa Timur. Bersama media massa, akademisi, dunia usaha, pemerintah dan masyarakat yang di dalamnya termasuk relawan, memiliki peran besar kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Termasuk, pilar sosial seperti Tagana yang cepat tanggap. Mereka garda terdepan penanggulangan bencana. 

"Terima kasih atas kerja keras, kerja bersama seluruh pihak dan stakeholder di Jatim sehingga, Jatim bisa Tangguh dalam menghadapi bencana," tutur Ketua Dewan Pembina Yayasan Khadijah ini.

Ke depan, Khofifah menegaskan, penanggulangan dan mitigasi bencana harus ditingkatkan setiap tahun. Salah satunya dengan memanfaatkan digitalisasi lewat aplikasi Sistem Manajemen Informasi Terintegrasi Penanggulangan Bencana (SMART-PB). 

Selain itu, lanjutnya, melalui aplikasi InaRISK yang merupakan portal kajian risiko bencana dan pemantauan indeks risiko bencana di Indonesia.

"Tim BPBD Jatim juga melakukan pemantauan fenomena alam oleh Pusdalops (Pusat Pengendalian Operasi) BPBD Jatim. Mereka memantau aktivitas gunung api, titik api (Karhutla), aktivitas gempa bumi, cuaca, tinggi muka air sungai, arah pergerakan angin, dan pasang surut gelombang laut," tutur Gubernur Jatim periode 2019-2024 ini. (ari)


Tinggalkan Komentar