telusur.co.id - Kabar duka datang dari Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 1990-2000, KH Ali Yafie. Rais Aam PBNU 1991-1992 itu meninggal usai dirawat di Rumah Sakit Bintaro, Tangerang Selatan (Tangsel).

Mantan Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin menilai, Ali Yafie adalah sosok ulama yang fakih.

"Sebagai Sekretaris MUI waktu itu, saya menyaksikan Almarhum adalah seorang ulama yang fakih (mempunyai wawasan pengetahuan keislaman yg luas), dan juga fasih menjelaskan realitas sosial-politik umat/bangsa. Di samping itu beliau memiliki sikap teguh dalam prinsip (istiqamah dan amanah)," kata Din dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/2/23).

Din berharap umat Islam dapat melahirkan kembali Ali Yafie-Ali Yafie lain yang memiliki kapasitas, intelektualitas, dan integritas seperti yang dimiliki almarhum KH Ali Yafie.

Dia juga merasa menyesal belum sempat menjenguk KH Ali Yafie dan bertakziyah ke rumah duka karena sedang berada di Oran, Aljazair, untuk menghadiri sebuah konferensi.

Diketahui, Kiai Ali Yafie lahir di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, pada 1 September 1926. Ia wafat di usianya yang ke-96.

Ali Yafie menjabat Ketua Umum MUI periode 1990-2000 dan Rais Rais Aam PBNU periode 1991-1992. Jenazah disemayamkan di rumah rumah duka, Jalan Menteng V Blok B7/FC 5 Nomor 12, Menteng Residence, Menteng Bintaro Sektor 7, Tangerang.[Fhr]