telusur.co.id - Oleh : Denny JA
Inspirasi dari Film “One Life” (2023)
Catatan tua di loteng itu ternyata menyimpan rahasia besar. Di tahun 1988, Grete Gjelstrup tak sengaja menemukannya.
Ia membuka catatan tua itu. Buku itu penuh dengan nama-nama, foto, dan dokumen tentang anak-anak. Itu peristiwa 50 tahun lalu. Grete juga melihat foto Niki, suaminya, bersama anak-anak ini.
Lama Grete terdiam. Mengapa suaminya, Niki (Nicholas Winton) tak pernah bercerita?
Catatan tua itu ternyata dokumen tentang anak-anak yang telah diselamatkan Niki dari Cekoslowakia menjelang Perang Dunia II. Total yang ia selamatkan di tahun 1938, umumnya Yahudi, sebanyak 669 anak.
Penemuan ini menjadi awal dari sebuah drama yang membawa kisah Niki yang tak banyak diketahui publik menjadi pusat perhatian dunia.
Grete, yang penasaran dengan isi buku itu, membawa temuan tersebut kepada seorang sejarawan Holocaust terkenal, Elizabeth Maxwell. Maxwell, yang juga istri dari pengusaha media Robert Maxwell, segera menyadari pentingnya dokumen tersebut.
Ini adalah kisah luar biasa Nicholas Winton yang menyelamatkan ratusan anak-anak Yahudi dari ancaman Nazi.
Ia menyebarkan kisah ini kepada media, yang akhirnya menarik perhatian acara televisi populer di Inggris, That’s Life!.
Acara ini menjadi momen yang sangat emosional ketika Winton, yang saat itu berusia lanjut, diundang ke studio TV BBC. Ia tak mengetahui akan bertemu kembali dengan beberapa anak yang telah diselamatkannya puluhan tahun sebelumnya.
Momen ini menggetarkan hati penonton dan peserta acara. Hingga kini, acara TV BBC itu dikenang sebagai salah satu peristiwa televisi yang paling legendaris dalam sejarah Inggris.
Di tahun 1938, Niki atau Nicholas Winton seorang pialang saham muda di London. Ia pun memutuskan untuk mengambil tindakan kemanusiaan yang luar biasa.
Pada akhir 1938, dengan meningkatnya ketegangan di Eropa dan setelah melihat sendiri penderitaan pengungsi Yahudi di Cekoslowakia, Niki merasa terdorong untuk bertindak. Ia menyadari bahwa anak-anak ini berada dalam bahaya besar jika tetap tinggal di Eropa yang dikuasai Nazi.
Dengan sedikit pengalaman dalam operasi penyelamatan, Niki mulai mengatur apa yang kemudian dikenal sebagai Kindertransport, yaitu pengangkutan anak-anak Yahudi dari Cekoslowakia ke Inggris.
Selama beberapa bulan pada tahun 1939, Niki dan tim kecilnya bekerja tanpa lelah untuk mengurus dokumen perjalanan, mengumpulkan dana, dan mengatur perjalanan yang aman bagi anak-anak tersebut.
Ia bahkan sering kali harus memalsukan dokumen untuk memastikan anak-anak ini bisa melewati perbatasan dengan selamat.
Keseluruhan operasi ini penuh dengan risiko. Setiap kali Niki kembali ke Praha, situasi semakin berbahaya. Apalagi Nazi semakin memperketat kontrol mereka di wilayah tersebut.
Sayangnya, satu kereta yang dijadwalkan meninggalkan Praha pada 1 September 1939, dibatalkan karena invasi Jerman ke Polandia. Kereta ini membawa sekitar 250 anak-anak dan diambil alih oleh Nazi. Tragisnya, tak ada satu pun anak yang selamat.
Peristiwa ini terus menghantui Niki hingga masa tuanya.
Niki tidak pernah menganggap dirinya sebagai pahlawan. Sering kali ia merendah dengan mengatakan bahwa, "tidak pernah berada dalam bahaya."
Namun, kenyataannya, pekerjaan itu melibatkan risiko besar, terutama bagi para relawan di Cekoslowakia yang bekerja di bawah ancaman langsung dari Nazi.
Motivasi Niki sederhana saja namun kuat; ia tidak bisa berdiam diri sementara orang-orang, terutama anak-anak, berada dalam bahaya yang mematikan.
Ia selalu ingat ucapan sesepuh Yahudi ketika menyerahkan daftar nama anak-anak itu. “Kuserahkan nasib anak-anak ini padamu. Kau yang meminta kerja kemanusiaan ini. Pesanku: Jangan mulai apa yang tak bisa kau selesaikan.”
Niki menggunakan segala sumber daya yang dimilikinya untuk menyelesaikan kerja kemanusiaan itu, menyelamatkan nyawa anak-anak. Umumnya mereka dibawa ke Inggris dan dicarikan orang tua angkat.
Kisah Nicholas Winton, yang tersembunyi selama 50 tahun, akhirnya diakui dunia sebagai salah satu tindakan kemanusiaan terbesar yang pernah dilakukan.
Film “One Life” (2023) menjadi penghormatan yang layak bagi seorang pria yang, meskipun tidak mencari kemuliaan, telah menyelamatkan ratusan nyawa.
Niki hanya menyimpan kisah heroismenya dalam catatan di loteng. Untunglah istrinya menemukan catatan itu, dan memberikan kita kisah kepahlawanan ini.
*Penulis adalah Konsultan Politik, Founder LSI-Denny JA, Penggagas Puisi Esai, Sastrawan, Ketua Umum Satupena, dan Penulis Buku.