telusur.co.id - Universitas Islam Darul ‘Ulum (Unisda), Lamongan melalui program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), meluncurkan inisiatif untuk mendukung pengembangan khususnya pada lembaga pendidikan yang ada di Dsn. Galang, Ds. Sukoanyar, Kec. Turi, Kab. Lamongan. Dengan tema “Desa Cerdas" melalui program kerja KKN-T yang diusung oleh mahasiswa PBSI Unisda Lamongan.
Program KKN-T PBSI ini merupakan program KKN dalam rangka menyelenggarakan program Hibah Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tahun 2024, kegiatan ini berlangsung selama tiga bulan, dimulai pada 8 Juli 2024 dan berakhir pada 8 September 2024.
Dalam pelaksanaannya, program ini melibatkan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Unisda, Bisarul Ihsan, M.Pd. serta mahasiswa dari satu program studi yaitu PBSI (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) sejumlah 5 mahasiswa. Mereka bekerja sama dengan pihak lembaga dan Pemerintah Desa Sukoanyar, serta masyarakat setempat.
“Salah satu program kerja unggulan dari KKN-T PBSI Unisda adalah Penyuluhan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar dengan tema "Membangun Etika Berbahasa yang Tepat dalam Membentuk Karakter Anak pada Era Digital,” ujar Ihsan kepada media ini. Minggu, (04/8/2024).
Sasaran utama pada program unggulan ini ialah guru MI Mamba’ul Ulum Dusun Galang, serta wali murid kelas 4-6. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan guru dan wali murid sama-sama menjadi pelopor berbahasa yang baik bagi anak-anak di tengah perkembangan teknologi dan arus globalisasi melalui media sosial yang sangat kuat.
“Guru dan wali murid merupakan satu kesatuan yang harus saling berhubungan dalam mensukseskan pendidikan baik di sekolah maupun di lingkungan rumah,” papar alumnus Universitas Selebelas Maret (UNS), Surakarta ini.
Narasumber dalam Pelaksanaan Program Kerja ini, Hendrik Furqon, M.Pd selaku dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unisda, Lamongan dengan kualifikasi keilmuan di bidang sastra anak.
Pemateri menyampaikan banyak hal terkait dengan perkembangan dan pertumbuhan anak, perkembangan dan pemerolehan bahasa anak, serta pemilihan bahasa positif dan negatif bagi anak yang dicerminkan melalui bahasa orang tua, guru, dan lingkungan.
Acara tersebut juga mendapatkan dukungan penuh dari pihak sekolah, khususnya kepala sekolah dan seluruh guru yang antusian mengikuti kegiatan tersebut. Selain pihak sekolah, antusias wali murid juga sangat tinggi dengan hadirnya seluruh peserta yang memenuhi ruang Alua, Lt. 2 MI Mamba’ul Ulum.
“Dengan hal ini, diharapkan adanya penyuluhan ini dapat membantu pendidik dan peserta didik dalam membangun karakter berbahasa yang lebih baik lagi,” pungkas Ihsan. (ari)
