telusur.co.id - Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, menyampaikan gagasannya mengenai keberadaan Badan Bahasa agar dapat masuk ke dalam Struktural Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) Kementerian Kebudayaan RI.
Hal itu disampaikan Hetifah dalam rapat kerja (raker) Komisi X DPR bersama Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zoon, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025).
"Saya ingin dari sisi SOTK sebenarnya dari hati kecil merasa bahwa Badan Bahasa itu sebenarnya lebih cocok kalau masuk ke dalam kementerian kebudayaan," kata Hetifah di ruang rapat Komisi X DPR.
Srikandi Partai Golkar itu juga menanyakan kepada Anggota Komisi X yang hadir dalam raker tersebut, apabila gagasannya bisa diterima, maka Komisi X akan meminta Badan Keahlian DPR (BKD) untuk melakukan kajian mendalam.
Adapun saat ini, Badan Bahasa berada dibawah naungan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah.
"Nah, saya juga nanti mohon respon teman-teman di komisi X jika kita ingin mendukung ide seperti ini kita meminta BKD untuk melakukan kajian," ujarnya.
Menurut Hetifah, gagasan untuk menempatkan Badan Bahasa ke dalam SOTK Kementerian Kebudayaan belum pernah dibahas sebelumnya.
Oleh sebab itu, ia menilai gagasan tersebut sangatlah penting untuk dapat dikaji lebih jauh lagi.
"Apakah Pak Menteri sendiri memiliki pemikiran yang sama atau bagaimana? Ini belum pernah kita bahas, tapi menurut saya ini penting sekali," tuturnya.
Sementara itu, Menteri Kebudayaan Fadli Zoon, menyampaikan bahwa gagasan yang disampaikan oleh Ketua Komisi X DPR itu sebenarnya sudah ada dalam rencana kementeriannya untuk menjadikan Badan Bahasa di bawah Kementerian Kebudayaan.
"Terkait dengan Badan Bahasa dari Ibu Hetifah, saya kira kami sebenarnya sejak awal menginginkan Badan Bahasa itu di Kementerian Kebudayaan, karena memang lebih banyak setelah kami pelajari terkait dengan program-program kebudayaan termasuk objek pemajuan kebudayaan dan bahasa sendiri," kata Fadli.
Menurut Fadli, unsur bahasa tidak bisa dipisahkan dari unsur kebudayaan dan pendidikan. "Baik bahasa maupun sastra lebih dekat di dalam rumpun kebudayaan," ucapnya.
Fadli juga menyampakain, bahwa dirinya akan melaporkan masalah-masalah bahasa ini kepada Presiden Prabowo Subianto untuk diketahui lebih lanjut.
"Dalam hal ini agar ada kajian terhadap keadaan bahasa agar bisa lebih mudah mengkualifikasi terutama juga bahasa-bahasa daerah," tukasnya.
Sebab kata Fadli, berdasarkan hasil penelitian, banyak bahasa daerah yang mulai terancam eksistensinya, bahkan ia menyebut ada beberapa bahasa yang sudah punah.
"Karena banyak bahasa daerah yang sekarang ini posisinya ada yang lestari atau ada masih banyak penutupnya, tapi ada juga beberapa bahasa yang terancam, ada juga yang sudah punah. Nah, ini saya kira ada problem institusional," pungkasnya.[Fhr]
Laporan: Dhanis Iswara