telusur.co.id -Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) resmi menggelar sidang perdana perkara dugaan persekongkolan dalam tender pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang Tahap II (CISEM 2), yang mencakup ruas Batang-Cirebon-Kandang Haur Timur, dengan nilai proyek mencapai Rp2,98 triliun.

Sidang digelar di Gedung KPPU, Jakarta, dengan agenda pembacaan Laporan Dugaan Pelanggaran (LDP) oleh Investigator KPPU. Perkara ini terdaftar dengan Nomor 06/KPPU-L/2025, dan dipimpin oleh Ketua Majelis Komisi M. Noor Rofieq, bersama anggota majelis Rhido Jusmadi dan Gopprera Panggabean.

Kasus ini berawal dari laporan masyarakat dan menyeret lima pihak sebagai Terlapor, yakni PT Timas Suplindo, PT Pratiwi Putri Sulung, PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, PT Nindya Karya, serta Kelompok Kerja Pemilihan Kementerian ESDM 7. Proses tender awalnya diikuti oleh tujuh peserta, namun hanya dua konsorsium yang bertahan hingga tahap akhir.

Dalam persidangan, Investigator KPPU mengungkap indikasi kuat terjadinya persekongkolan yang diduga melanggar Pasal 22 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Sejumlah temuan yang memperkuat dugaan pelanggaran antara lain: adanya adendum berulang dalam dokumen tender, gangguan dan kegagalan sistem pengadaan, penerimaan dokumen penawaran di luar sistem elektronik (SPSE), serta kemiripan signifikan dalam dokumen teknis antar peserta. Kombinasi pola tersebut mengindikasikan adanya koordinasi yang tidak wajar di antara peserta tender.

Sidang lanjutan dijadwalkan berlangsung pada 22 Oktober 2025, dengan agenda penyampaian tanggapan atas LDP dan pemeriksaan alat bukti surat maupun dokumen pendukung dari para Terlapor.

Masyarakat dan pihak berkepentingan dapat mengikuti perkembangan sidang ini melalui situs resmi KPPU di: https://kppu.go.id/jadwal-sidang