Telusur.co.id - | Denpasar | Koalisi Rakyat Bali (KRB) tampaknya sudah dapat dipastikan akan mengrucut kepada pasangan Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Dharma-Kerta). Pasalnya, sebelumnya Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Hanura Gede Pasek Suardika menyatakan ikhlas apabila nantinya tak dipilih menjadi Cawagub mendampingi Cagub Golkar, Ketut Sudikerta.
“Berdasarkan kesepakatan pertemuan KRB terakhir, ada dua bakal pasangan calon yang diusung, yakni Dharma-Kerta dan juga Kerta-Pasek (Sudikerta-Pasek Suardika). Karena seperti pernyataan yang saya baca di media, Pasek legowo dan memilih untuk fokus di Senayan (sebagai DPD RI), dengan begitu beliau mundur dari ajang Pilgub 2018. Berarti tinggal satu pasangan calon, khan begitu! Yakni mengerucut kepada Dharma-Kerta,” kata Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Bali-Nusra DPP Golkar AA Bagus Adhi Mahendra Putra di Denpasar, Jumat (25/11/2017).
Ia melanjutkan bahwa Sudikerta dan Rai Mantra harus segera melakukan komunikasi politik sehingga segera bisa dimantapkan sebagai pasangan calon yang diusung KRB. Selanjutnya usai itu, Paslon Dharma-Kerta bisa segera dideklarasikan.
“Untuk mengawinkan dua tokoh yang akan menjadi pasangan calon, dan akan menjadi pemimpin masyarakat Bali mesti dicarikan dewasa ayu (hari baik). Karena sesuatu dan lain hal, deklarasi baru bisa dilaksanakan pada bulan Desember,” jelasnya terkait pertanyaan kapan waktu deklarasi Paslon Dharma-Kerta.
Ketika ditanyai mengenai Sudikerta yang telah mengantongi rekomendasi sebagai Cagub dari DPP Golkar. Gus Adhi menegaskan bahwa rekomendasi yang dikantongi untuk Sudikerta tersebut bersifat calon perseorangan.
“Nanti khan akan ada komunikasi politik antar tokoh atau lintas partai. Bisa jadi (Sudikerta) sebagai calon gubernur, bisa juga calon wakil gubernur. Dan apapun itu hasilnya, sudah tentu rekomendasi sebelumnya (tetap)akan ada perubahan. Yaitu perubahan dalam bentuk rekomendasi pasangan calon,” terangnya.
Apabila nanti ternyata kedua tokoh ini sama-sama ngotot mengincar posisi Cagub atau menentukan pilihan politik lan, pihaknya tentu tidak akan berbuat banyak. Sebab menurut dia, pihaknya hanya bersifat bisa mengusulkan dan memberi masukan.
“Karena nantinya para pihaklah yang menjalanka keputusan itu,” katanya.
Namun lanjutnya, dari aspirasi yang berkembang di masyarakat dan parpol mendorong untuk mencalonkan Dharma-Kerta pada Pilgub 2018 nanti. “Marilah kita berikan waktu dan kesempatan kepada kedua figur atau tokoh ini berkomunikasi untuk menyamakan visi, buah-buah pikiran atau konsep dan persepsi untuk disamakan, sebelum bersepakat melahirkan pasangan calon,” ujarnya.
Sementara selaku ketua KRB, pihaknya lebih mengutamakan strategi dalam tiap pengambilan keputusan. Untuk itulah pihaknya melakukan survey sebagai dasar rujukan serta pertimbangan dalam menentukan pasangan calon yang diusung.
“Bentuk surveinya adalah simulasi pasangan calon yang dihadapkan dengan kandidat sebelah (Koster-Cok Ace). Nanti hasil survey pasangan calon ini kita tunjukan kepada para calon. Survey ini dilakukan oleh LSI Saiful Mujani, dan baru dibuka pada 6 Desember nanti,” ungkapnya.
Pihaknya menegaskan, survey ini dilakukan oleh lembaga survey independen dan kredibel sehingga hasilnya pasti mendekati hasil sesuai realitas sebenarnya. Sebab tegas Gus Adhi, pihaknya menarget kemenangan pada Pilgub 2018 nanti.
“Ini inisiatif saya selaku ketua KRB. Biaya juga dari saya sendiri. (Jadi) Tidak ada pesanan. Untuk apa ada pesanan, justru hasilnya bohong (yang) membuat kita (malah) kalah. Kalau untuk kalah buat apa buang-buang uang,” tegasnya. | red-010