telusur.co.id - Utusan khusus menteri luar negeri Qatar, Mutlaq al-Qahtani, meminta negara-negara lain untuk terlibat lebih dalam dengan Taliban sebagai otoritas de facto Afghanistan.

Keterlibatan ini bukan berfokus pada pengakuan pemerintahan rezim Taliban, tapi untuk penanganan masalah kemanusiaan, khususnya pemenuhan hak-hak perempuan. 

"Kami pikir (pengakuan) pemerintahan baru ini bukan prioritas. Apa yang lebih menjadi prioritas seperti yang kita bicarakan sekarang adalah kemanusiaan, pendidikan, kebebasan penumpang,” kata al-Qahtani di forum keamanan global di Doha, dikutip dari Aljazeera, Selasa (12/10/21).

Qatar, kata Al-Qahtani, mendorong Taliban untuk lebih terbuka. Ia menyebut meskipun Taliban menginginkan pengakuan internasional dan menyetujui kesepakatan damai dengan AS, namun pemerintahan baru mereka memperburuk krisis kemanusiaan di Afghanistan.

Mereka telah menggunakan hukuman gantung di depan umum dan taktik brutal lainnya sejak mengambil alih kekuasaan. 

“Jika kita akan melepaskan diri dan tidak terlibat dengan mereka, saya pikir lagi kita melakukan kesalahan yang sama yang kita lakukan pada tahun 1989 … ketika kita meninggalkan Afghanistan, orang-orang Afghanistan,” katanya.

Ia menganggap, keterlibatan dengan Taliban menjadi masalah bagi negara-negara di seluruh dunia. Selama masa kekuasaan mereka sebelumnya pada akhir 1990-an, hanya tiga negara yang mengakui kekuasaan Taliban di Afghanistan.

Untuk itu, lanjut Al-Qahtani, satu-satunya solusi ialah menawarkan pemerintahan Taliban saat ini agar lebih banyak kolaborasi, kerja sama, dan bantuan. Namun, Taliban harus bergerak menuju pemerintah yang inklusif dalam proses internal di mana rakyat Afghanistan diberi kebabasan memutuskan masa depan mereka.

"Melarang anak perempuan untuk belajar tidak dapat diterima dalam perspektif agama Islam. Pendidikan anak perempuan adalah salah satu keuntungan positif dari keterlibatan Barat selama dua dekade di Afghanistan," tegasnya.

Dia juga mengatakan rakyat Afghanistan seharusnya tidak menderita hukuman kolektif karena Taliban. Ia dengan tegas mendesak agar bantuan kemanusiaan di Afghanistan terus mengalir.[Tp]

Laporan: Nadila Firdinia