telusur.co.id - DPRD DKI Jakarta meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI untuk membuka akses jalan ke jembatan penyeberangan orang (JPO) di kolong Flyover Kalibata, Jakarta Selatan, yang dikeluhkan banyak warga.
Anggota DPRD DKI Jakarta Taufik Zoelkifli mengatakan, JPO itu harus dibuka pada siang hari, dan malam baru ditutup.
Awalnya, Taufik membeberkan masalah yang membuat JPO itu ditutup dengan pagar besi.
Menurut dia, JPO memudahkan warga menyeberangi Sungai Ciliwung. Namun, sering menjadi tempat tawuran oleh sekelompok orang.
“Ini kan sebenarnya masalah berbeda. Tawuran antara siapa dengan siapa itu harus diteliti,” ujar Taufik di Jakarta, Jumat (14/2/2025).
Selain Pemprov, Politisi Partai PKS itu pun juga mendorong tokoh-tokoh masyarakat dari pihak terkait tawuran untuk membuat kesepakatan damai.
Dia pun juga meminta Camat dan Lurah untuk turun menyelesaikan masalah tersebut.
Meski begitu, Taufik mengakui tidak mudah membuat kesepakatan damai. Akan tetapi, peran lurah dan camat hingga tokoh masyarakat tetap harus dilakukan.
“Jadi, cara untuk menyetop tawuran bukan dengan menutup jalan,” kata Taufik.
Menurut dia, mencegah tawuran dengan menutup akses JPO kolong Flyover Kalibata justru akan menimbulkan masalah lain.
“Jadi di sini kan sebenarnya sudah memang dipakai jalan itu untuk transportasi warga dari satu titik ke titik lainnya dan paling aman dan mungkin juga paling cepat," ungkap dia.
“Nah, kalau itu ditutup, maka kerugian lebih besar menimpa warga. Ada yang harus manjat pagar, anak-anak sekolah. Ada yang harus muter jauh. Ini jadi menimbulkan masalah lain,” lanjutnya.
Di samping menyelesaikan masalah tawuran dengan mendamaikan pihak-pihak yang terlibat, Taufik mendorong agar JPO itu dibuka ketika siang hari.
Jika dirasa tidak aman pada malam hari maka JPO bisa ditutup. “Kalau pun itu harus ditutup, bisa pakai waktu kok. Supaya tidak terganggu orang-orang yang ingin melintas di sana,” imbuhnya.[Fhr]
Laporan: M. Tegar Jihad Al Faruq