telusur.co.id - Pegiat media sosial Permadi Arya mengatakan, apa yang selama ini dilakukan oleh Banser NU yakni menjaga rumah ibadah umat Kristiani atau gereja, ternyata memang diperlukan. Menurutnya, inisiatif Banser itu sangat penting untuk menjaga kerukunan antarumat beragama.
Hal itu disampaikan pria yang karib disapa Abu Janda itu menanggapi adanya pelarangan kegiatan ibadah umat Kristen di Bandar Lampung yang tengah viral.
“Sekarang paham kenapa banser NU sering bantu keamanan ibadah di gereja? Ya karena ngebubarin ibadah umat Kristen udah jadi agenda rutin tiap tahun di negeri ini,” ujar Abu Janda melalui unggahan akun Instagram @permadiaktivis2, dikutip Senin (20/2/23).
Ia mengatakan bahwa tindakan intoleransi sudah sering terjadi di Indonesia. Ia mencontohkan sejumlah kasus dalam beberapa tahun terakhir, seperti pembubaran ibadah Natal di Bogor hingga penolakan pembangunan gereja di Cilegon.
“Nolak gereja, bubarin ibadah udah kayak akidah bagi mereka, hukumnya wajib. Kalau gak nolak gereja, kalau gak bubarin kebaktian seperti ngerasa dosa,” ujarnya.
Sekali lagi Abu Janda memuji Banser yang menunjukkan sikap toleransi antaragama. Ia menilai langkah itu bisa menyadarkan publik bahwa tidak semua muslim itu fobia terhadap Kristen.
“Jadi kenapa Banser NU suka bantu jaga keamanan gereja tanpa pamrih, tanpa amplop? Karena kita mau kasih tahu ke umat Kristen bahwa tidak semua umat Islam Kristenphobia. Yang tidak suka Banser NU jaga gereja intinya karena mereka juga Kristenphobia,” tandas dia.
Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan kabar pembubaran ibadah umat Kristen di Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.
Namun Ketua RT 12 Kelurahan Rajabasa Jaya, Wawan Kurniawan menekankan bahwa sama sekali tak ada larangan untuk beribadah. Ia hanya mengimbau kepada yang bersangkutan untuk segera mengurus izin pendirian rumah ibadah.
Wawan mengaku telah dilapori masyarakat soal rumah yang dipakai untuk kegiatan ibadah. Akan tetapi perizinannya belum dipenuhi.
"Awalnya saya minta tolong untuk membuka gerbang, tapi tidak dibuka. Sementara itu warga kanan kiri berdatangan, dari pada warga yang bertindak maka akhirnya saya ambil tindakan karena melanggar aturan," kata Wawan, dilansir dari RMOL Lampung.