Lewat Rumah Produksi, Nilai Tambah Kerajinan Bambu Diyakini Bakal Meningkat - Telusur

Lewat Rumah Produksi, Nilai Tambah Kerajinan Bambu Diyakini Bakal Meningkat


telusur.co.id - Kementerian Koperasi dan UKM mendirikan Rumah Produksi Bersama (RPB) di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), untuk meningkatkan nilai tambah kerajinan bambu. 

MenkopUKM Teten Masduki mengatakan, kehadiran RPB bambu diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi dan menyejahterakan masyarakat.

"Meski bambu mempunyai potensi yang luar biasa untuk dikembangkan menjadi aneka produk turunan, kita perlu fokus terlebih dahulu pada bambu untuk pengganti kayu. Yaitu, bambu betung sebagai laminasi pengganti kayu keperluan kontruksi," kata Teten dalam acara talkshow bambu dengan tema 'Potensi Ekonomi Restoratif Berbasis UKM,' di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Sabtu (18/11/23).

Selain itu, lanjut Teten, Mama-Mama Bambu nantinya akan diajarkan (pelatihan) membuat suvenir dari bambu. 

"Du'Anyam sudah memiliki ekosistem untuk membeli produk anyaman dari bambu. Bisa juga dikembangkan dengan membuat mebel atau furnitur," ujarnya.

Lebih jauh, kata Teten, dengan mengembangkan kerajinan bambu, sama artinya dengan menjalan program ekonomi restoratif. 

"Dalam ekonomi restoratif, salah satu wuiudnya adalah memulihkan sumber daya yang rusak atau meregenerasinya sehingga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat lokal. Di sini ada 40 ribu hektare kebun bambu, cara memanennya dengan menjaga regenerasi produksinya. Ini luar biasa," ucapnya.

Apalagi jika Pemda membuat pembinaan afirmatif hingga kebijakan restoratif lingkungan, yang mengharuskan semua hotel, resort, dan perkantoran menggunakan bambu.

"Hal itu akan menghidupkan ekonomi masyarakat di NTT, karena kebutuhan bambu akan meningkat. Bagi NTT ini menjadi bentuk konsep ekonomi restoratif, seiring potensi bambu di wilayah ini yang luar biasa," ujarnya. 

Selain bambu, Teten juga mendorong rumput laut di NTT bisa dikembangkan menjadi produk unggulan daerah. 

"Harus ada sekolah vokasi karena rumput laut ini ada sekitat 500 turunan produknya, seperti tepung, makanan farmasi, pengganti plastik, pupuk, dan lainnya," kata Teten.[Fhr] 


Tinggalkan Komentar