Mahasiswa UNAIR Suarakan Krisis Limbah Plastik hingga Kancah Internasional - Telusur

Mahasiswa UNAIR Suarakan Krisis Limbah Plastik hingga Kancah Internasional

Mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 2025 Aeshnina Azzahra Aqilani. Foto: Istimewa.

telusur.co.id -Kepedulian terhadap krisis lingkungan global mendorong Aeshnina Azzahra Aqilani, mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 2025, untuk konsisten menyuarakan bahaya limbah plastik hingga ke forum internasional. Dorongan ini lahir dari pengamatan langsung Nina terhadap persoalan sampah di lingkungan sekitar dan keyakinannya bahwa generasi muda memiliki tanggung jawab terhadap masa depan bumi.

Kesadaran awal Nina terhadap isu plastik bermula saat ia menyaksikan dampak nyata sampah plastik di sungai dan tempat pembuangan akhir (TPA). Menurutnya, persoalan limbah plastik bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan dan keselamatan manusia.

“Plastik sekali pakai bergerak pelan tapi terakumulasi seperti bom waktu. Dampaknya mungkin belum terasa sekarang, tapi generasi kita yang akan menanggungnya,” ujarnya.

Dorongan untuk membawa isu plastik ke tingkat global lahir dari keyakinannya bahwa krisis ini melampaui batas negara. Nina menekankan pentingnya keterlibatan anak muda dalam mendorong komitmen internasional.

“Masalah plastik tidak mengenal batas negara. Dampaknya global, maka solusinya juga harus dibicarakan di tingkat global,” jelasnya. Ia juga menyoroti proses panjang perundingan perjanjian plastik global yang masih menghadapi resistensi dari negara-negara dengan ketergantungan tinggi pada produksi plastik.

Sejumlah forum internasional menjadi ruang penting bagi Nina untuk menyuarakan perspektif anak muda. Ia pernah terlibat dalam Plastic Health Summit di Amsterdam, COP-26 di Glasgow, serta Intergovernmental Negotiating Committee (INC) di Kanada dan Korea Selatan.

“Saya senang karena forum internasional mulai konsisten melibatkan suara anak muda dan mendengarkan kami secara serius,” tuturnya.

Bagi Nina, krisis lingkungan tidak bisa dilepaskan dari hak asasi manusia dan keadilan antar generasi. Kerusakan lingkungan yang terjadi hari ini akan diwariskan kepada anak-anak di masa depan.

“Anak-anak berhak atas lingkungan yang sehat, udara bersih, dan masa depan yang aman. Krisis plastik berarti melanggar hak dasar itu,” tegasnya.

Ia pun mengajak mahasiswa UNAIR untuk tidak merasa kecil dalam membawa perubahan.

“Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang konsisten,” pungkas Nina, menegaskan bahwa setiap kontribusi, sekecil apa pun, memiliki dampak jangka panjang.


Tinggalkan Komentar