Mahfud Md: Semua Kontestan Politik Pasti Mendekati NU - Telusur

Mahfud Md: Semua Kontestan Politik Pasti Mendekati NU

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD (Telusur; Alfi)

telusur.co.idMenteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD mengatakan, semua kontestan politik, baik itu Calon presiden (capres) atau Calon kepala daerah pasti membutuhkan dan akan mendekati Nahdlatul Ulama (NU).

"Sekarang ini hampir semua pejabat di indonesia yang ingin ikut kontestasi politik itu kalau tidak mengaku NU, itu harus dekat dengan NU," kata Mahfud Md dalam sebuah diskusi bertema 'NU Abad Kedua, Kemana hendak menuju?', di Yayasan Talibuana Nusantara, Kalibata, Jakarta, Jumat (3/3/2023).

"Bahkan hampir juga semua calon presiden itu sekarang kan. kalau dulunya enggak NU, sekarang masuk NU. Kalau enggak (masuk NU) lalu bilang mertuanya atau kakeknya yang masuk NU," sambung Mahfud.

Mahfud menegaskan, tak ada satu pun kontestan politik di Indonesia, baik Pilpres, Pileg maupun Pilkada terang-terangan tak membutuhkan suara NU.

"Enggak ada orang misalnya kalau mau ikut politik di indonesia itu kok bilang ndak mau NU. Habis dia," sambung Menteri Pertahanan RI era Gus Dur itu.

Menurut Mahfud, Tak sedikit kontestan politik yang identitasnya memang bukan warga nahdliyin tetapi tetap ingin diakui dekat dengan NU.

"Kalau sudah jelas bahwa dulu bukan orang NU. Ya (ngakunya) sahabat NU," kata Mahfud.

Kendati demikian, Mahfud tak mempermasalahkan sikap kontestan politik tersebut. Ia bahkan mengaku bangga bila banyak pihak yang mengaku sebagai bagian dari NU. Sebab hal ini membuktikan bahwa banyak orang yang mencintai NU.

"Jangan ini dianggap jelek, (ini membuktikan) bahwa NU sekarang ini diakui semua kalangan," kata dia.

"Harus disyukuri. Karena pada masa lalu. Pernah ada masanya NU itu menjadi musuh politik dari pemain politik tertentu. Sekarang itu justru orang itu ingin deket dengan NU," sambung Mantan Ketua MK ini.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Talibuana Nusantara, Endin AJ. Soefihara menyampaikan, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia dengan jumlah seratus lima puluh juta lebih tentu NU akan sangat mudah mengantarkan kadernya untuk duduk sebagai pemenang di Pilpres 2024 nanti.

"Bila 150 jutaan (warga NU) itu diempowering (diberdayakan) dengan baik. Maka milih seorang presiden itu merem aja bisa jadi ya," kata Mantan Anggota DPR RI ini.

Meski memiliki nilai elektoral yang besar di Pilpres 2024 nanti, namun, kata Endien, NU memiliki banyak rintangan dan hambatan untuk saat ingin menyatukan kekuatan politik secara bersama.

"Perilaku politik individu masyarakat NU, Individual politik persepsionnya itu bisa tidak diakomodasi menjadi institusional politik persepsion menjadi kekuataan politik bersama, jadi kekuataan politik Institusi," kata Endien.

Oleh karena itu, Endien meminta masukan kepada Mahfud MD. 

"Dalam konteks inilah kami ingin memperoleh masukan. Pasti pak mahfud tahu itu bagaimana cara untuk menjadikan invidual persepsion itu didorong, dikuatkan, dijadikan instutional politik persepsion. Supaya, ya itu tadi. Merem aja bisa menjadikan seorang presiden. Kalau sekarang jangan kan merem. Melek aja enggak ketemu calon," seloroh Endien.

Turut hadir dalam acara itu diantaranya, Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP) Juri Ardiantoro, Wakil Menteri Agama, Dr. H. Zainut Tauhid Sa'adi, Staf Khusus Wakil Presiden, Robikin Emhas, Mantan Ketua LPP-PBNU, H. Al Amin Nur Nasution, SE dan sejumlah tokoh lainnya.


Tinggalkan Komentar