telusur.co.id - Potensi ekonomi digital harus benar-benar dimanfaatkan untuk ikut menopang kinerja perekonomian nasional tetap tumbuh di tengah prediksi semakin melambatnya ekonomi dunia.
"Seberapa pun peluang yang kita miliki harus segera dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Sektor ekonomi digital yang sedang bertumbuh memiliki potensi untuk menjadi salah satu penopang pertumbuhan perekonomian nasional," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (22/6).
Catatan Kantor Menko Perekonomian pada 2022, sekitar 40% nilai transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia.
Pada 2023, Indonesia menjadi negara peringkat keenam dengan jumlah perusahaan rintisan (startup) terbanyak di dunia, yakni lebih dari 2.400 unit, bahkan 8 perusahaan unicorn di Indonesia saat ini mayoritas bergerak di bidang e-commerce dan fintech.
Sejumlah potensi tersebut, menurut Lestari, harus bisa dimanfaatkan dengan mempersiapkan sejumlah langkah yang mendukung kemudahan dan keamanan pada ekosistem ekonomi digital di tanah air.
Apalagi, tambah Rerie sapaan akrab Lestari, Bank Dunia memperkirakan perekonomian global akan melambat tahun ini. Diperkirakan pertumbuhan global akan menurun dari tiga persen tahun lalu menjadi sekitar dua persen saja pada 2023.
Upaya sosialisasi masif dalam rangka peningkatan pemahaman masyarakat terkait ekonomi digital dan ekosistemnya, jelas Rerie yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, harus segera dilakukan dalam rangka menjawab berbagai tantangan di tengah pesatnya perkembangan digitalisasi global.
Di sisi lain, tambah Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, para pemangku kebijakan harus segera mempersiapkan tata kelola ekosistem ekonomi digital nasional yang aman dan mudah dipahami masyarakat luas.
Dengan infrastruktur jaringan dan kebijakan yang mendukung penguatan ekosistem digital nasional, Rerie meyakini, percepatan pertumbuhan ekonomi digital di tanah air yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional dapat kita wujudkan.