Telusur.co.id - Selain Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2010-2020, Said Aqil Siroj, Rais ‘Aam PBNU Ma’ruf Amin disodorkan untuk menjadi calon Wakil Presiden Joko Widodo, di Pilpres 2019.
Pengajuan nama Ma’ruf Amin, dilakukan oleh Ketua Umum PPP, Romahurmuziy atau yang karib disapa Romy.
“Saya sudah menyampaikan kepada beliau (Jokowi) ada figur yang sangat cocok, sejak bulan Desember. Yaitu KH. Ma’ruf Amin,” kata Romy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (13/3/18).
Bagi Romy, Ma’ruf memenuhi sejumlah syarat yang dibutuhkan Jokowi dalam pencapresan nanti. Diantaranya, seorang ulama yang relatif di terima oleh Ormas-ormas Islam, termasuk Ormas yang selama ini selalu bertentangan dengan pemerintah.
“Beliau sosok faqih, kiai, ulama, ketua Majelis Ulama Indonesia bisa diterimanya semua ormas bukan hanya Rois dan PBNU, tapi juga semua Ormas Islam bisa menerima bahkan Kelompok 212 dipastikan bisa menerima karena fatwa-nya dilindungi dikawal. Apalagi orang yang memberikan fatwa,” kata dia.
Bukan cuma itu, kiai Ma’ruf juga menurut Romy merupakan pakar ekonomi syariah. Dan dengan itu, dirinya merasa Kiai Ma’ruf paham permasalahan ekonomi. Hanya saja, lanjutnya, kiai Ma’ruf terganjal usia.
“Dia yang kini 75 tahun sudah tergolong sepuh,” katanya.
Sebelumnya, mayoritas warga NU menginginkan Ketua Umum PBNU, KH. Said Aqil Siradj maju dalam konstelasi politik di Pilpres 2019. Warga NU, ingin Said Aqil mendampingi Joko Widodo yang kembali akan mencalonkan sebagai capres.
“Mayoritas warga nahdiyin menghendaki Kiai Said menjadi pendamping Jokowi di Pilpres 2019,” kata Koordinator Pemuda Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (Aswaja), Nur Khalim, dalam keterangan,Sabtu malam (10/3/18). [ipk]