telusur.co.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan bahwa pemerintah saat ini berusaha untuk menghindarkan keluarga Indonesia dari "Neraka Dunia". Dia menerangkan, neraka dunia yang dimaksud adalah berbagai macam tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh keluarga Indonesia untuk menjadi keluarga bahagia.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri Malam Gala Dinner dan Penganugerahan Tanda Penghargaan Bidang Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, sebagai rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 dengan tema "Menuju Keluarga Bebas Stunting, Untuk Indonesia Maju", di Griya Agung, Palembang, Sumatera Selatan, pada Rabu malam (5/7/23).
"Kita sedang berusaha untuk menjauhkan keluarga kita dari neraka dunia. Neraka dunia di Indonesia secara desain teknokratik dirumuskan dalam tiga hal, pertama stunting, kedua kemiskinan ekstrem, ketiga berbagai macam penyakit sosial," ujarnya.
Pertama, permasalahan stunting. Muhadjir menjelaskan, masalah stunting merupakan masalah utama yang bisa membawa keluarga Indonesia mengalami neraka dunia. Dia mengatakan, masalah stunting harus diperangi dan dituntaskan untuk menjadi negara maju. Saat ini, pemerintah terus menggencarkan upaya percepatan penurunan stunting di seluruh daerah, dengan target stunting nasional pada tahun 2024 menjadi 14 persen.
Kedua, permasalahan kemiskinan. Menko Muhadjir menyampaikan, keluarga miskin di Indonesia berdasarkan data BPS masih di atas 9 persen. Kemudian, berdasarkan data World Bank, keluarga Indonesia yang masuk dalam kategori miskin ekstrem masih sebesar 1,4 persen. Muhadjir menyampaikan, Presiden menargetkan supaya miskin ekstrem nasional mencapai 0 persen pada tahun 2024.
Ketiga, permasalahan penyakit sosial. Muhadjir menyampaikan, berbagai masalah penyakit sosial harus diwaspadai supaya keluarga terhindar dari neraka dunia, seperti masalah penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, serta pemikiran sesat dan ekstrem yang harus dihindari.
"Tiga hal itu menjadi tantangan kita untuk membangun keluarga yang bebas dari neraka dunia," ucapnya.
Menko Muhadjir mengatakan bahwa pemerintah berupaya keras untuk menghindarkan keluarga Indonesia terjebak pada neraka dunia semata untuk mewujudkan keluarga bahagia. Menurutnya, mewujudkan keluarga bahagia penting karena keluarga adalah cerminan dari suatu negara.
"Kenapa keluarga itu penting? Karena keluarga itu unit terkecil dari sebuah negara. Kalau keluarganya baik, keluarganya bahagia, maka negara itu otomatis secara teoritik juga akan bahagia," ujarnya.
Menko Muhadjir juga memberikan apresiasi atas keberhasilan Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi salah satu daerah dengan tingkat penurunan stunting tertinggi. Berdasarkan data SSGI 2022, prevalensi stunting di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 18,6 persen, angka ini turun sebesar 6,2 persen dibandingkan pada tahun 2021 sebesar 24,8 persen. Prevalensi stunting tersebut juga lebih rendah daripada nasional sebesar 21,6 persen.
"Saya memberikan apresiasi tinggi pada Gubernur Sumsel yang berhasil menurunkan stunting, bukan hanya dalam masalah penanganan stunting tapi penanganan Kemiskinan Ekstrem juga berhasil," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, hadir Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru, Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Bupati Banyuasin Askolani, Para Kepala Daerah, Bupati, Walikota atau yang mewakili, Para Pejabat Tinggi Madya Kementerian/Lembaga, Jajaran Forkopimda Provinsi Sumatera Selatan, Ketua Tim Penggerak PKK Pusat, Provinsi dan Kab/Kota.
Kegiatan gala dinner dan penganugerahan tanda penghargaan bidang bangga kencana dilaksanakan di Griya Agung, Palembang bertujuan untuk penyerahan penghargaan Manggala Karya Kencana, Wirakarya Karya Kencana, dan Darma Karya Kencana kepada para kepala daerah, Ketua Tim Penggerak PKK, serta tokoh masyarakat. Total peserta yang hadir berjumlah 600 orang dengan penerima penghargaan sebanyak 132 orang.[iis]