Menyongsong Lompatan Pendidikan - Telusur

Menyongsong Lompatan Pendidikan


Telusur.co.id -Oleh: Hilma Fanniar Rohman,Dosen Universitas Ahmad Dahlan.

Hari Pendidikan Nasional 2025 membawa semangat baru. Di tengah tantangan zaman yang kian kompleks, peringatan Hardiknas tahun ini tidak hanya menjadi momen reflektif, tetapi juga momentum konkret bagi arah baru pendidikan nasional. Presiden Prabowo Subianto, dalam kunjungannya ke SDN 05 Cimahpar, Bogor Utara, secara resmi meluncurkan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) sebuah inisiatif yang dirancang untuk menghadirkan perubahan nyata dalam sistem pendidikan kita.

Program ini bukan sekadar proyek jangka pendek. Ia membawa pesan bahwa negara hadir secara aktif dan terukur untuk menjawab kebutuhan dasar sektor pendidikan: kualitas guru, infrastruktur sekolah, dan pemanfaatan teknologi. PHTC menargetkan peningkatan kualitas pendidikan dengan langkah-langkah cepat dan terarah, mulai dari bantuan pendidikan untuk guru honorer dan guru yang belum menyelesaikan pendidikan tinggi, hingga renovasi besar-besaran terhadap lebih dari 10 ribu sekolah di seluruh Indonesia.

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa pendidikan adalah fondasi utama bagi kemajuan bangsa. Tidak mungkin Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera tanpa pendidikan yang kuat. Pernyataan ini menguatkan bahwa di bawah kepemimpinan nasional saat ini, pendidikan tidak lagi dipandang sebagai beban anggaran, tetapi sebagai investasi jangka panjang bangsa.

Langkah konkret pemerintah tampak pada kebijakan bantuan sebesar Rp 3 juta per semester bagi guru yang belum menyelesaikan pendidikan D-4 atau S-1. Di saat yang sama, guru honorer juga akan menerima bantuan langsung sebesar Rp 300 ribu per bulan. Ini bukan sekadar subsidi, tetapi wujud penghargaan negara terhadap para pendidik akar rumput yang selama ini bekerja dalam keterbatasan, namun tak kehilangan semangat mengajar.

Lebih dari itu, program renovasi 10.440 sekolah dengan anggaran Rp 16,9 triliun merupakan jawaban atas kondisi banyaknya bangunan sekolah yang tak layak. Akses pendidikan yang merata akan sulit dicapai jika sebagian siswa masih harus belajar di ruang kelas bocor, gelap, atau bahkan tak berdinding. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur pendidikan harus dipandang sebagai jalan pembuka bagi transformasi kualitas pembelajaran.

Langkah lain yang tak kalah penting adalah digitalisasi pembelajaran melalui program pemasangan Smart TV di sekolah-sekolah, yang dimulai pada Juli 2025. Dunia terus bergerak ke arah digital, dan pendidikan harus mengikutinya. Akses teknologi tidak hanya memberi murid peluang belajar yang lebih luas, tetapi juga menuntut guru untuk mengembangkan cara mengajar yang lebih relevan. Dalam konteks ini, pelatihan dan penguatan kapasitas guru harus berjalan seiring dengan penyediaan infrastruktur digital.

Tentu saja, peluncuran PHTC bukan akhir dari perjuangan. Ia justru menjadi pintu masuk menuju konsistensi kebijakan pendidikan yang lebih progresif. Implementasi di lapangan akan menjadi ujian tersendiri mulai dari birokrasi, transparansi anggaran, hingga pengawasan pelaksanaan. Namun satu hal yang perlu dijaga adalah semangat keberlanjutan dan keterbukaan pemerintah untuk menerima kritik dan perbaikan.

Hardiknas 2025 adalah titik tolak. Ia bukan hanya tentang mengenang jasa Ki Hadjar Dewantara, tetapi tentang meneruskan semangatnya dalam konteks zaman yang baru. Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang membuka kesempatan, menyetarakan akses, dan memberdayakan setiap warga negara untuk tumbuh dan berkembang.

Sudah saatnya kita mengakhiri ketimpangan dalam pendidikan. Sudah waktunya kita tak lagi mendengar cerita guru yang mengabdi puluhan tahun tanpa pengakuan, atau anak-anak yang harus berjalan belasan kilometer untuk sekolah. Indonesia yang besar membutuhkan pendidikan yang merata, tangguh, dan responsif terhadap perubahan.

Program Hasil Terbaik Cepat adalah awal yang baik. Kini tinggal bagaimana kita, sebagai bangsa, menjaga langkah ini agar tidak hanya cepat, tetapi juga tepat dan berkelanjutan. Karena masa depan Indonesia sangat ditentukan oleh seperti apa kita mendidik generasi hari ini.


Tinggalkan Komentar