Penulis: Suroto*
Saya menyesal tidak bisa ikut acara Pelepasan perjalanan Ekspedisi Indonesia Baru (EIB) yang dilaksanakan tanggal 1 Juli 2022 lalu di Kahyangan, Batang, Jawa Tengah. Sebuah ekspedisi yang sangat penting, ekspedisi untuk melihat Indonesia dengan segala potensi, masalah dan juga praktek praktek para jenius lokal dari masyarakat Indonesia dalam membangun negerinya yang ditekan oleh kekuatan besar oligarkhi, kekuatan pemilik modal dan pemimpin pemimpin yang bobrok mentalnya yang hanya bisa jadikan rakyatnya sebagai obyek kongkalikong mereka.
Kalau saya punya waktu, punya kemampuan fisik dan mental seperti mereka pasti ingin sekali ikut. Atau kalau tidak lolos seleksi pun, karena mungkin faktor tulang belakang yang sudah mulai korotif dan menua akibat korosi waktu, pasti saya sudah ikut. Saya mungkin akan paksa menguntit dari belakang mereka dan saya tidak peduli walaupun mereka tidak mengizinkannya.
Walaupun demikian, saya senang bisa mengikuti prosesi seremoni pelepasan secara live atas kebaikan hati Mas Amrul Hakim, teman saya yang juga menjadi bagian dari Tim Manajemen Koperasi Indonesia Baru. Kemarin, jam 09.00 pagi di bukit Kahyangan, Batang.
Saya begitu terharu melihat bagaimana empat orang luar biasa itu dilepas oleh keluarganya.
Mas Farid Gaban (60 tahun), Dandhy Laksono (44 tahun), dan dua anak muda, Yusuf Priyambodo (30 tahun) dari Tuban Jawa Timur, serta Benaya Ryamizard Harobu (22 tahun) dari Pulau Sumba, NTT.
Saya membayangkan bagaimana kerinduan istri dan keluarganya kelak selama satu tahun panjang menanti perjalanan mereka dan bisa pulang dengan selamat. Pasti mereka juga tidak dengan mudah begitu saja mendapat izin keluarga terutama dari istri dan pasanganya.
Bukan hanya kerinduan yang akan mereka rasa karena harus berpisah selama setahun penuh, tapi juga berbagai resiko dan tantangan yang akan dihadapi di jalan pasti akan mengaduk-aduk perasaan dan pikiran mereka. Hanya demi sebuah mimpi, sebuah imajinasi tentang Indonesia Baru. Indonesia yang mereka impikan. Indonesia yang ingin mereka lihat dan wujudkan di luar kenyataan yang mereka lihat hari ini.
Saya begitu terharu ketika melihat mereka dilepas keluarga. Juga saat saat Dandhy Laksono menyerahkan tongkat kepemimpinan ekspedisi kepada anak muda, Mas Yusuf. Pemuda yang penuh talenta dan keberanian ini.
Indonesia Baru. Ya, walaupun tidak ikut langsung, tapi saya bermimpi dan berharap hal yang sama dengan mereka. Saya berharap sekali ingin melihat bagaimana Indonesia ini kelak tidak dikelola oleh para pemimpin yang rusak mentalnya seperti saat ini.
Mereka yang hanya bisa menjual sumberdaya alam kita yang kaya, jadikan negeri ini hanya menjadi pensuplai buruh murah, menarik dan menjual rakyatnya sebagai pasar produk import. Saya ingin sekali menuliskan tentang mimpi Indonesia Baru versi saya pribadi yang hanya bisa lemas melihat kaliyan dari flat mungil saya yang sederhana ini dari kejauhan.
Saya tidak tahu persis apa yang mereka akan lakukan sepanjang satu tahun mendatang. Tapi dengan kesempatan emas bisa diskusi dengan senior dan mentor saya Farid Gaban yang jadi salah satu tim perjalanan ini sebelumnya, saya menangkap beberapa isu penting.
Mereka ingin melihat dan merekam kekayaan alam dan masyarakat Indonesia, melihat berbagai masalah yang dihadapi, terutama masalah masalah strukturalnya, dan juga soal praktek dari komunitas lokal yang imajinatif dari para jenius lokalnya dalam berikan solusi penting masalah.
Saya tak ingin hanya menunggu mereka selesai ekspedisi. Saya ingin sekali menulis narasi narasi pendek tentang mimpi mimpi Indonesia yang selama ini telah saya lihat sendiri dan eksplorasi. Idealnya satu hari satu catatan. Kalau tidak dihajar kemalasan.
Saya hanya akan memfokuskan pada masalah, yaitu tentang land of contrast Indonesia. Dimana rakyatnya yang menjadi begitu miskin dan kesenjangan sosial ekonominya sangat keterlaluan ini dibandingkan dengan berbagai kenyataan bahwa segelintir elit politik dan elit kayanya begitu semakin monopolistik dan mengurita menguasai ruang ruang hidup rakyat. Juga sesekali mungkin akan saya isi dengan artikel imajinatif bagaimana solusi solusinya.
Selamat menjalankan ekspedisi teman, semoga keselamatan selalu menyertaimu. Saya berharap kalian pulang ke rumah dan merekam seluruh kekayaan itu. Memberikan kekayaan pengetahuan berharga kepada kami.[***]
*) Teman Ekspedisi Indonesia Baru