telusur.co.id - Militer Israel mengatakan telah memulai operasi darat yang ekstensif di seluruh Gaza utara dan selatan sebagai bagian dari “Operasi Kereta Perang Gideon”.
Hingga Minggu malam, pemboman gencar di Gaza telah menewaskan sedikitnya 135 warga Palestina dan membuat semua rumah sakit umum di Gaza utara tidak dapat beroperasi, kata Kementerian Kesehatan Gaza.
Serangan Israel terjadi saat rezim tersebut melanjutkan perundingan gencatan senjata dengan Hamas di Qatar.
Menanggapi serangan yang terjadi semalam, juru bicara Kementerian Kesehatan mengatakan: "Semua keluarga dihapus dari catatan pendaftaran sipil akibat pemboman Israel."
Sebelumnya Militer Israel pada Minggu mengumumkan dimulainya "operasi darat skala luas" di wilayah Jalur Gaza yang porak-poranda akibat perang.
“Dalam 24 jam terakhir, pasukan IDF (Angkatan Bersenjata Israel) di Komando Selatan baik tentara aktif maupun cadangan memulai operasi darat skala luas di wilayah utara dan selatan Jalur Gaza, sebagai bagian dari dimulainya Operasi Gideon’s Chariots,” demikian pernyataan resmi militer Israel.
Juru bicara militer, Avichay Adraee, mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, Israel meningkatkan serangan udara ke Gaza dan menghantam lebih dari 670 target Hamas, dengan tujuan “mengganggu persiapan musuh dan mendukung operasi darat tersebut.”
Selama lima hari terakhir, serangan udara Israel ke Gaza mengalami eskalasi, bertepatan dengan tur Timur Tengah Presiden AS Donald Trump yang mencakup Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab.
Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan sedikitnya 378 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan terbaru ini.[]