telusur.co.id - Pasukan Israel telah meningkatkan perang brutal mereka di Gaza, menewaskan sedikitnya 17 warga Palestina dalam serangan semalam yang menargetkan sebuah sekolah yang menampung keluarga-keluarga pengungsi, tenda-tenda darurat dan rumah-rumah tinggal, meninggalkan pemandangan teror, kehancuran dan keputusasaan.
Pesawat tempur Israel menyerang sebuah sekolah di Kota Gaza pada pukul 3 pagi, menewaskan sedikitnya enam warga Palestina dan melukai puluhan lainnya.
Bangunan itu telah melindungi keluarga yang telah mengungsi beberapa kali akibat serangan sebelumnya.
Perempuan dan anak-anak termasuk di antara para korban.
Para saksi mata menggambarkan malam yang mengerikan saat mereka yang ada di dalam berlarian di tengah api, debu, dan jeritan.
Sebuah tenda di dekat dewan legislatif di Gaza tengah juga dibom, menewaskan dua anak Palestina.
Daerah itu telah menjadi tempat perkemahan sementara bagi keluarga yang telah kehilangan segalanya.
Rudal Israel mengubahnya menjadi puing-puing.
Dalam serangan lainnya, pasukan Israel menghancurkan Menara al-Sousi, bagian dari kampanye yang sedang berlangsung untuk menghancurkan gedung-gedung tinggi di Gaza.
Keluarga yang pernah bertahan hidup dengan hampir tidak ada apa-apa, kini kembali menjadi bangunan logam dan debu yang bengkok.
Warga mengatakan runtuhnya setiap menara bukan hanya kerugian fisik, tetapi juga hilangnya kenangan, mata pencaharian, dan ikatan komunitas.
Perintah evakuasi paksa telah memperdalam ketakutan di Kota Gaza.
Selebaran memperingatkan penduduk untuk mengungsi ke selatan, namun mereka yang patuh sering kali menghadapi pemboman di sana juga.
Taktik ini, kata warga Palestina, membuat mereka terjebak tanpa tempat tujuan yang aman.
Seorang perempuan yang mengungsi dari Beit Lahiya mengatakan dia bahkan kehilangan tenda tempat tinggalnya setelah serangan Israel lainnya:
“Sekarang kami tidak punya tenda lagi, dan saya tidak punya uang sama sekali untuk membeli tenda baru,” ujarnya kepada Al Jazeera.
Mustafa al-Jamal, warga lainnya, mengatakan perintah Israel untuk pindah ke al-Mawasi tidak ada artinya.
“Ketika orang-orang pergi ke sana, pengeboman dimulai,” katanya.
"Ke mana kami bisa pergi? Kami tidak punya uang, tidak punya tenda, tidak punya rumah, tidak punya makanan – saya punya 15 anggota keluarga, ke mana saya harus membawa mereka?"
Perang genosida Israel di Gaza sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 64.368 orang dan melukai 162.367 orang sejak Oktober 2023.
Bagi warga Palestina, setiap serangan berarti gelombang pengungsian baru, kuburan baru, dan semakin sedikit tempat untuk bertahan hidup.
Sumber: TNA