telusur.co.id - SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) mencetak prestasi gemilang dengan memecahkan Rekor MURI melalui program Sedekah Botol Plastik (Sebotik), yang berhasil mengumpulkan 79.000 botol plastik pada Sabtu, (24/8/2024). Prestasi ini diraih berkat partisipasi aktif dari seluruh siswa, guru, dan Ikatan Wali Murid (Ikwam) Mudipat.
Program Sebotik adalah bagian dari inisiatif Sekolah Circular, sebuah konsep pendidikan yang mengintegrasikan prinsip ekonomi sirkular dalam kurikulum sekolah. Konsep ini bertujuan untuk mengedukasi siswa mengenai pentingnya pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.
Dalam mewujudkan program ini, SD Mudipat berkolaborasi dengan Pusat Studi Perdagangan Dunia (PSPD) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Janitra Bhumi Indonesia Consulting.
Tidak hanya itu, Kepala SD Mudipat, Ustadz Edy Susanto, M.Pd. juga aktif mengikuti Konferensi dan Excursion Circular Economy yang diselenggarakan oleh Universitas Hiroshima. Di sana, ia bekerja sama dengan Prof Nayaka Ayami dan Prof Mari Katayanagi, serta menerima penghargaan dari Indonesian Green Principle Award (IGPA) atas dedikasinya dalam menerapkan prinsip 6R (Rethink, Reuse, Reduce, Recycle, Refuse, dan Repair) di sekolah.
Acara pemecahan rekor MURI tersebut turut dihadiri oleh Direktur Marketing Museum Rekor Indonesia (MURI), Awan Rahargo, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Ir. Tamhid Masyhudi, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surabaya, Dr. H.M. Ridwan, M.Pd., Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngagel, H. Ahmad Zaini, M.Pd. serta Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Ir. Yusuf Masruh, M.M.
“Pencapaian ini bukan hanya sebuah kebanggaan bagi sekolah kami, tetapi juga langkah nyata dalam menjaga kelestarian lingkungan. Kami berharap ini bisa menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Indonesia untuk lebih peduli terhadap lingkungan,” ungkap Ust. Edy Susanto.
Rekor MURI ini menjadi bukti nyata komitmen SD Mudipat dalam mengajarkan kepedulian lingkungan sejak dini kepada siswa-siswinya. Ke depan, sekolah ini berencana untuk terus mengembangkan program-program berkelanjutan yang serupa.
Kepala Urusan Humas SD Mudipat, Farid Firmansyah menegaskan bahwa, sebelumnya para siswa telah disosialisasikan mengenai pentingnya pengumpulan botol plastik. Setiap siswa diharuskan mengumpulkan minimal 5 botol plastik, tanpa batas maksimal, yang kemudian disalurkan ke bank sampah dan pengepul untuk didaur ulang.
Program Sebotik ini tidak hanya mengajarkan tentang pengelolaan sampah tetapi juga merupakan bagian dari pendidikan karakter sesuai dengan kurikulum Merdeka B5, yang melatih siswa untuk hidup bersih sejak dini. Selain itu, hasil dari penjualan botol plastik tersebut disumbangkan kepada warga kurang mampu di sekitar SD Mudipat serta disalurkan melalui Lazismu.
“Pada momen Hari Ulang Tahun ke-79 Republik Indonesia ini, kami bangga karena program ini tidak hanya menginspirasi siswa tetapi juga memberikan contoh nyata bagi masyarakat dalam menjaga lingkungan,” ujar Farid.
Salah satu wali murid, Tisna, yang anaknya belajar di kelas 6D dan 1B, mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi SD Mudipat dalam memecahkan rekor MURI ini.
“Ini adalah bukti nyata bahwa sekolah kami benar-benar peduli pada lingkungan dan pendidikan karakter siswa,” beber Tisna. (ari)