telusur.co.id - Khalil al-Hayya, wakil kepala biro politik Hamas di Jalur Gaza, mengatakan bahwa rezim Zionis Israel akan membayar mahal atas kejahatan pembunuhan Ismail Haniyeh.
Dilansir dari Presstv, dia mengatakan pada hari Rabu (31/7/24), bahwa mendiang pemimpin Hamas mengabdikan dirinya secara penuh waktu untuk Islam dan bangsa Palestina, dan bahwa Hamas tidak akan menyerah dalam melawan pendudukan Israel setelah pembunuhan Haniyeh.
“Haniyeh tidak bersembunyi di tempat rahasia dan pembunuhannya bukan merupakan keberhasilan bagi dinas mata-mata musuh Israel. Sejak perang Gaza meletus (pada awal Oktober tahun lalu), musuh telah berusaha untuk mengisolasi front perlawanan. Namun, tetap saja, sangat mengherankan melihat Haniyeh bolak-balik antara ibu kota dunia. Musuh belum mencapai keberhasilan apapun. Musuh hanya membunuh, menghancurkan dan berusaha membakar seluruh wilayah,” kata Hayya.
Pejabat tinggi Hamas ini juga menyatakan bahwa Israel sangat menyadari fakta bahwa Poros Perlawanan tidak akan membiarkan pembunuhan Haniyeh tidak terjawab.
“Rezim Zionis Israel akan membayar mahal atas kejahatan ini. Hamas dan kelompok-kelompok perlawanan lainnya mengikuti strategi yang jelas,” tegasnya.
“Musuh, Zionis, berusaha membakar seluruh wilayah sebagai tindakan proyeksi. Rezim Zionis harus membayar harga yang mahal untuk kejahatan biadab ini. Hamas dan perlawanan akan terus berlanjut, dan penerus Haniyeh akan mengikuti jejaknya,” kata Hayya.
Dia menggarisbawahi bahwa pembunuhan Haniyeh dengan jelas menunjukkan bahwa tidak ada pilihan lain selain perlawanan dalam menghadapi Israel.
“Brigade al-Qassam tidak akan membiarkan pembunuhan Haniyeh tidak dihukum. Faksi-faksi Palestina harus bersatu dalam pilihan perlawanan bersenjata. Tidak ada pilihan lain bagi kita,” tegas Hayya.
'Haniyeh syahid saat memimpin rakyat Palestina menuju pembebasan'
Sementara itu, Osama Hamdan, perwakilan senior Hamas di Lebanon, mengatakan bahwa Haniyeh terbunuh saat memimpin bangsa Palestina menuju pembebasan, dan memimpin Operasi Badai Al-Aqsha melawan musuh Zionis.
“Kami berduka atas gugurnya ikon nasional kami Ismail Haniyeh, yang mencapai kesyahidan saat berjuang di jalan perjuangan dan berjuang untuk pembebasan kota suci al-Quds dan seluruh wilayah Palestina,” kata Hamdan.
“Darah kami sebagai tokoh perlawanan tidak lebih berharga dari darah warga Palestina lainnya. Front perlawanan telah memperluas kemampuan dan kehebatannya setiap kali para pemimpin kami terbunuh.” [Tp]