telusur.co.id - Saat ini hal yang banyak ditakuti oleh para pengusaha offline dan pelaku usaha UMKM semakin menunjukkan realitanya terkait e-commerce.
Pasalnya, tren belanja sudah semakin beralih dari sebelumnya luring menjadi daring dengan produk-produk di e-commerce didominasi oleh produk impor. Dampak negatif dari situasi ini bisa dilihat dengan viralnya kabar Pasar Tanah Abang yang sepi pembeli. Kondisi ini membuat Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Ketum BPP HIPMI) Akbar Himawan Buchari angkat bicara.
“Situasi di Pasar Tanah Abang yang ramai jadi buah bibir sebenarnya representasi nyata dari keluhan para anggota HIPMI yang berasal dari pengusaha UMKM. Karena saya masih terus mendengar pengusaha UMKM yang terus khawatir dengan e-commerce, apalagi seperti TikTok Shop yang kerap menawarkan produk-produk impor dengan harga miring dan membuat produk lokal kalah bersaing,” ujar Akbar di Jakarta, Jumat (22/9/23).
CEO Saka Group dengan bisnis yang membidangi properti, konstruksi, serta perkebunan itu mengaku prihatin dengan kondisi para pengusaha di Pasar Tanah Abang. Apalagi hal yang sama juga berpotensi dihadapi oleh pelaku UMKM lain di Indonesia. Menurutnya, pemerintah harus ambil langkah tegas untuk melindungi ancaman tersebut.
“Saya pastikan bahwa Permendag No.50 Tahun 2020 sudah berada di tahap urgensi untuk segera direvisi guna memastikan adanya regulasi perdagangan di ranah digital. Selain itu, saya juga meminta agar para influencer serta para artis yang memang memiliki follower banyak di media sosial untuk turut berpartisipasi melindungi pengusaha UMKM di Indonesia. Ini sebenarnya bisa diawali dengan menolak promosi produk-produk impor yang memiliki kesamaan dengan consumer goods lokal,” kata Akbar.
Ia juga turut memberikan komentar mengenai bagaimana Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki ingin mengambil langkah tegas berkoordinasi dengan Kominfo, Kementerian Perdagangan, hingga Kementerian Investasi untuk menjegal aksi TikTok Shop yang banyak menawarkan produk impor.
“Saya memandang ini langkah yang baik, platform media sosial TikTok tetap beroperasi dengan normal dan hanya TikTok Shop yang diblokir atau dihapus atau paling tidak diregulasi dengan ketat dari sisi produknya. Langkah ini bisa menjadi momen awal untuk mendorong warganet, khususnya pengguna TikTok, melirik kembali produk-produk lokal,” pungkasnya.[Fhr]